Jenis-Jenis Karya Ilmiah
Menulis
itu penting. Menulis bahkan erat kaitannya dengan peradaban. Sejumlah
orang besar seperti Carlyle, Kant, Mirabeau, dan
Renan sangat percaya dan meyakini, penemuan tulisan benar-benar telah
membentuk awal peradaban. Dalam dunia antropologi, misalnya, dikenal
pemeo: sebagaimana bahasa membedakan manusia dari binatang, begitu pula
tulisan membedakan manusia beradab dari manusia biadab (as language
distinguishes man from animal, so writing distinguishes
civilized man from barbarian). Dengan kata lain, tulisan hanya
terdapat dalam peradaban, dan peradaban tidaklah ada tanpa tulisan.
Jadi,
apabila kita ingin dijuluki orang beradab dan sekaligus menolak untuk
disebut sebagai manusia biadab, maka mulailah untuk membiasakan menulis.
Jadikanlah menulis sebagai kebuluhan pokok sebagaimana halnya
makan-minum setiap hari. Menulis adalah tradisi kalangan terpelajar,
pemikir, sekaligus para pemimpin besar dunia pada zamannya sejak ratusan
tahun silam. Tradisi itu sampai sekarang berkembang dengan pesat
(terutama di Amerika dan Eropa. Di sana, orang-orang besar selalu
menulis buku. Masa jabatan boleh singkat, tapi gagasan dan pemikiran
serta nama mereka sendiri, tetap dikenang bahkan sesudah mereka tiada
berkat karya buku-bukunya yang monumental. Sebagian inaiilan pejabat di Indonesia,
mulai mengikuti tradisi kalangan terpelajar dan orang-orang besar itu.
Bagi
mereka, dan juga bagi kita, menulis itu penting, paling tidak untuk
memenuhi tiga hal. Pertama, sebagai wahana diskusi dan
sosialisasi gagasan. Kedua, memberi kontribusi pemikiran dalam
kerangka mencari solusi terhadap suatu masalah. Ketiga, sebagai
sarana proses aktualisasi dan eksistensi diri. Dengan menulis, kita
akan diketahui dan dinilai masyarakat, apakah termasuk orang penting dan
karena itu layak dikenang, atau sebaliknya orang tidak penting dan
karena itu harus dilupakan.
Menulis
adalah kegiatan produktif dan ekspresif kaum intelektual di mana pun.
Dalam kehidupan modern dewasa ini, tak seorang pun dari kita bisa
mengelak dari tulisan. Setiap hari kita dibombardir dengan jutaan
informasi yang dikemas melalui tulisan media massa. Kita memilih sesuka
hati kita, menerima dan bahkan menikmatinya. Lewat tulisan, pengetahuan
kita bertambah, wawasan kita makin luas, daya analisis kita makin lajam,
sikap kita makin bijak, rasa kemanusiaan kita makin peka, dan keputusan
serta tindakan kita pun makin menuju kearah yang benar.
Yang
dimaksud karangan ilmiah ialah karangan yang mengungkapkan buah pikiran
hasil pengamatan, penelitian, atau peninjauan terhadap sesuatu yang
disusun menurut metode dan sistematika tertentu, dan yang isi serta
kebenarannya dapat dipertanggungjawabkan.
1.
Ciri-ciri Karangan Ilmiah:
- logis, maksudnya semua keterangan yang diketengahkan mempunyai alasan yang dapat diterima akal;
- sistematis, yaitu semua yang dipaparkan disusun dalam urutan yang berkesinambungan;
- objektif atau faktual, artinya keterangan yang dikemukakan didasar-kan pada apa yang benar-benar ada atau sesuai dengan fakta;
- teruji, artinya keterangan yang diberikan dapat diuji kebenarannya, dan; (5) bahasanya bersifat lugas atau denotatif.
2.
Syarat-Syarat Karangan Ilmiah:
- mengandung masalah serta pemecahannya ;
- masalah harus merangsang atau menarik perhatian pembaca;
- lengkap dan tuntas, artinya membeberkan semua segi yang berkaitan dengan masalahnya; dan
- disusun menurut sistem tertentu dan metode tertentu sehingga mudah dimengerti dan dipahami.
3.
Yang Tergolong Karangan Ilmiah:
- Laporan ialah bentuk karangan yang berisi rekaman kegiatan tentang suatu yang sedang dikerjakan, digarap, diteliti, atau diamati, dan mengandung saran-saran untuk dilaksanakan. Laporan ini disampaikan dengan cara seobjektif mungkin.
- Makalah ditulis oleh siswa atau mahasiswa sehubungan dengan tugas dalam bidang studi tertentu. Makalah dapat berupa hasil pembahasan buku atau hasil suatu pengamatan. (3) Kertas kerja adalah karangan yang berisi prasaran, usulan, atau pendapat yang berkaitan dengan pembahasan suatu pokok persoalan, untuk dibacakan dalam rapat kerja, seminar, simposium, dan sebagainya.
- Skripsi, karya tulis yang diajukan untuk mencapai gelar sarjana atau sarjana muda. Skripsi ditulis berdasarkan studi pustaka atau penelitian bacaan, penyelidikan, observasi, atau penelitian lapangan sebagai prasyarat akademis yang harus ditempuh, dipertahankan dan dipertanggungjawabkan oleh penyusun dalam sidang ujian.
- Tesis mempunyai tingkat pembahasan lebih dalam daripada skripsi. Pernyataan-pernyataan dan teori dalam tesis didukung oleh argumen-argumen yang lebih kuat, jika dibandingkan dengan skripsi. Tesis ditulis dengan bimbingan seorang dosen senior yang bertangungjawab dalam bidang studi tertentu.
- Disertasi ialah karangan yang diajukan untuk mencapai gelar doktor, yaitu gelar tertinggi yang diberikan oleh suatu univesitas. Penulisan desertasi ini di bawah bimbingan promotor atau dosen yang berpangkat profesor, dan isinya pembahasan masalah yang lebih kompleks dan lebih mendalam daripada persoalan dalam tesis.
- Resensi ialah karya tulis yang berisi hasil penimbangan, pengulasan, atau penilaian sebuah buku. Resensi yang disebut juga timbangan buku atau book review sering disampaikan kepada sidang pembaca melalui surat kabar atau majalah. Tujuan resensi ialah memberi pertimbangan den penilaian secara objektif, sehingga masyrakat mengetahui apakah buku yang diulas tersebut patut dibaca ataukah tidak.
- Kritik dari bahasa Yunani kritikos yang berarti `hakim’. Kritik sebagai bentuk karangan berisi penilaian baik-buruknya suatu karya secara objektif. Kritik tidak hanya mencari kesalahan atau cacat suatu karya, tetapi juga menampilkan kelebihan atau keunggulan karya itu seperti adanya.
- Esai adalah semacam kritik yang lebih bersifat subjektif. Maksudnya apa yang dikemukakan dalam esai lebih merupakan pendapat pribadi penulisnya.
A.
Penulisan Artikel Ilmiah Populer
Artikel
adalah tulisan lepas berisi opini seseorang yang mengupas tuntas suatu
masalah tertentu yang sifatnya aktual dan atau kontroversial dengan
tujuan untuk memberitahu (informatif), memengaruhi dan meyakinkan
(persuasif argumentatif), atau menghibur khalayak pembaca (rekreatif).
Disebut lepas, karena siapa pun boleh menulis artikel dengan topik bebas
sesuai dengan minat dan keahliannya masing-masing. Selain itu juga
artikel yang ditulis tersebut tidak terikat dengan berita atau laporan
tertentu. Ditulisnya pun boleh kapan saja, di mana saja, dan oleh siapa
saja. Secara teknis jurnalistik, artikel adalah salah satu bentuk opini
yang terdapat dalam surat kabar atau majalah. Disebut salah satu, karena
masih ada bentuk opini yang lain. Analoginya sederhana. Kalau kita
membuka halaman demi halaman surat kabar atau majalah, maka secara umum
isinya dapat digolongkan ke dalam tiga kelompok besar: berita (news),
opini [views), dan iklan (advertising). Kelompok
berita: meliputi antara lain berita langsung (straight news),
berita foto (photo news), berita suasana-berwarna (colour
news), berita menyeluruh (comprehensive news), berita
mendalam (depth news), berita penafsiran (interpretative
news), dan berita penyelidikan (investigative news).
Kelompok
opini: meliputi tajuk rencana atau editorial, karikatur, pojok,
artikel, kolom, dan surat pembaca. Untuk memisahkan secara tegas antara
berita (news) dan opini (views), maka tajuk rencana,
karikatur, pojok, artikel, dan surat pembaca ditempatkan dalam satu
halaman khusus. Inilah yang disebut halaman opini (opinion page).
Pemisahan secara tegas berita dan opini tersebut merupakan konse-kuensi
dari norma dan etika luhur jurnalistik yang tidak menghendaki berita
sebagai fakta objektif, diwarnai atau dibaurkan dengan opini sebagai
pandangan yang sifatnya subjektif.
B.
Penulisan Artikel Jurnal Penelitian
Suatu
artikel bisa diterbitkan pada satu jurnal ilmiah adalah terletak pada
struktur/formatnya. Artikel yang tidak terstruktur dengan baik
menggambarkan keserampangan penelitian. Salah satu syarat penelitian
yang baik adalah seksama dan sistematis. Format standar perlu
diperhatikan sebelum memasukkan artikel untuk dipublikasikan.
Judul:
(a) Judul artikel harus dimulai dengan kata yang sangat
membawa arti (key words) terhadap pokok pikiran penelitian, (b)
Judul harus menggambarkan kepada pembaca apa isi artikel serta tidak
boleh terlalu pendek atau terlalu panjang, (c) Pembaca yang akan memilih
artikel, terlebih dahulu mereka membaca judul, (d) Judul merupakan
kesempatan pertama atau terakhir peneliti menyampaikan tentang isi
artikel dan oleh karena itu judul harus bisa meyakinkan pembaca untuk
membaca lebih lanjut isi artikel.
Abstrak:
(a) Abstrak tidak kalah pentingnya dengan judul, (b)
Pembaca terlebih dahulu membaca abstrak dibandingkan bagianbagian lain
artikel, (c) Pembaca akan kesulitan apabila abstrak tidak informatif,
(d) Abstrak harus mampu bercerita sendiri dan mudah dipahami.
Secara
umum abstrak harus: Ditulis pada bagian awal setelah judul, memberikan
kontribusi yang sangat informatif terhadap pembaca, mencakup alasan
dilakukan penelitian, tujuan, metode yang digunakan, hasil dan
pembahasan, dan tidak lebih dari 250 kata untuk ukuran kertas normal
(A4).
Secara
detail abstrak: Seharusnya berisi judul dan pendahuluan pada kalimat
pertama, mencakup temuan-temuan signifikan, harus menginterpretasi
temuan, menyingkatkan dan memadatkan setiap katakata bila memungkinkan,
tidak boleh merujuk pada grafik atau tabel, ditulis secara sempurna dan
mudah dimengerti, dan tidak boleh mencantumkan kepustakaan.
Penulis
harus mampu meyakinkan pembaca dengan kalimat pendek, harus terjawab: apa
dan mengapa yang dikerjakan, apa yang diharapkan dari
penelitian ini, sebagai tempat mereview literatur, tidak semua literatur
harus dicantumkan, tetapi yang sangat berkenaan dan tahun-tahun
terakhir (jurnal), alasan mengapa literatur tersebut dipakai dan
bagaimana hubungannya dengan penelitiannya, dan akhir dari satu
pendahuluan harus berisi satu atau dua kalimat yang secara jelas
menggambarkan tentang apa artikel selanjutnya dan bila memungkinkan apa
yang akan diharapkan pembaca pada hasil dan pembahasan nantinya.
Bahan
dan Metode: Bagian yang paling mudah di antara
bagianbagian lain sehingga kebanyakan bagian ini yang pertama ditulis,
referensi bagi pembaca bila akan dilakukan penelitian ulang, harus dapat
dilakukan ulang oleh peneliti lain, maka bagian ini harus dijelaskan
secara detil, pertanyaan mendasar yaitu bagaimana penelitian tersebut
dikerjakan?, uraikanlah bahan dan metode ini secara sistematis,
pergunakan label angka atau gambar/diagram alir bila mungkin, bahan
bahan dan alat (merk dagang) yang digunakan harus dicantumkan asalnya
(bukan pasang iklan), metode umum, seperti metode analisis dapat
dicantumkan dengan hanya mengutipkan referensi yang digunakan, metode
tersebut baru atau modifikasi, maka perlu dijelaskan prosedur kerja
secara detil, dan analisis hasil dan bagaimana hasil penelitian
dievaluasi harus dijelaskan secara detil dengan mengutip referensi.
Hasil:
Hasil penelitian sebaiknya disajikan dalam bentuk tabel
dan grafik, serta menarik dan mudah dipahami oleh pembaca, deskripsi
hasil harus sesingkat mungkin dan jelas, hanya data yang punya relevan
terhadap penelitian yang dilaporkan, dalam pembuatan tabel dan grafik,
harus diperhatikan ukuran kertas format akhir artikel yang akan
diterbitkan, dan umumnya setiap penerbit mempunyai kriteria dan kondisi
pembuatan tabel dan grafik.
Pembahasan:
Pembahasan adalah bagian yang terpenting dalam satu
artikel, mengorganisir secara hati-hati ke dalam sub bagian yang
spesifik, pada setiap sub bagian, penulis harus secara kritis menilai
setiap data, bagaimana data tersebut sesuai atau tidak sesuai dengan
artikelartikel yang terbit sebelumnya, dan penulis harus bisa
menginterpretasi data tersebut untuk pembaca, dapat disimpulkan
bahwa ada penilaian rendah terhadap suatu artikel bila interpretasi
tidak didukung oleh data yang dilaporkan, dan pembaca tidak diwajibkan
percaya apa yang dikatakan, tetapi mereka akan percaya bila disajikan
dengan hasil spesifik dan pembuktian untuk setiap langkah.
Kesimpulan:
Bukanlah ringkasan, namun memuat hasil sesuai dengan
tujuan penelitian, penulis harus dapat menjelaskan kepentingan akan
temuannya, bukan merupakan pengulangan yang telah dibahas pada bagian
pembahasan, harus menceritakan pada pembaca mengapa temuan ini penting,
dan bagaimana temuan ini berkontribusikan terhadap pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, serta penelitian apa yang harus dilakukan
kemudian.
Daftar
Pustaka: Semua penulis yang dimuat dalam artikel harus
dicantumkan dalam daftar pustaka, teknik penulisan daftar pustaka
sangatlah beragam, harus mengacu style yang telah diterbitkan
terdahulu, perlu diingat bahwa dewan redaksi dan editor selalu
bersikeras agar penulisan kepustakaan harus sesuai dengan style yang
telah diterbitkannya, umumnya setiap penerbit jurnal selalu
mencantumkan petunjuk bagi penulis setiap jurnal, secara umum ada tida
cara penulisan daftar pustaka, yaitu: Sistem abjad penulis, Sistem
penomoran, dan sistem tahun. Sistem penulisan yang umum dipakaiadalah
sistem pertama, yaitu sistem abjad penulis (the name-year system)
dan sistem ketiga jarang digunakan, sedangkan sistem kedua masih sering
dipakai. Penulisan daftar pustaka bagi artikel yang bersumber dari
jurnal, judul artikel seluruhnya ditulis memakai huruf kecil, kecuali
huruf pertama dan huruf-huruf lain yang sesuai ejaan yang disempurnakan.
Sedangkan penulisan daftar pustaka selain sumber jurnal, semua huruf
pertama dalam judul artikel ditulis memakai huruf besar, kecuali untuk
kata sambung, sandang, dan lain-lain.
C.
Penulisan Paper
Paper
disebut juga kertas-kerja, yang dimaksudkan untuk publikasi jurnal
berkala atau lisan, ia cenderung untuk tidak begitu memperhatikan
garis-garis kecil kalau dibandingkan dengan laporan, dan lain dari itu
tidak pernah direproduksi dalam jumlah sebányak seperti tulisan yang
dipublikasi dalam “jurnal primer” atau proses suatu konferensi.
Seperti
halnya tulisan dalam jurnal ilmiah, paper anda disarankan memiliki
struktur sebagi berikut:
Pendahuluan:
(a) Uraikan tentang topik yang anda
pilih dengan menentukan ’konteks’ yang memperkenalkan kepada pembaca
pokok masalah dan lingkup isi pembicaraan sehingga fokus pokok masalah
atau lingkup isi yang akan membantu pembaca mengorientasikan diri pada
arah pembicaraan cukup tergambarkan; (b) Kemukakan secara ringkas tesis
paper yang akan dipertahankan; (c) Uraikan secara ringkas argumen yang
akan mendukung tesis, yaitu dengan menyebutkan posisi yang disajikan
atau pendapat yang akan dipertahankan dalam paper; (d) Sebutkan rencana
(organisasi) tulisan.
Isi/Tubuh
Tulisan: Jika anda telah menentukan pokok masalah dan
menyatakan gagasan pokok atau tesis dalam pendahuluan, anda kemudian
harus mengarahkan paper anda mencapai tujuan dengan memberikan informasi
untuk mendukung gagasan pokok atau membuktikan tesis. Dengan kata lain,
anda diminta menunjukkan buktibukti. Biasanya anda akan
mengkombinasikan informasi yang bersifat mendukung dari dua atau lebih
bahan bacaan sehingga pembaca dapat mengikuti argumen yang anda
jelaskan. Informasi yang anda pilih sebagai dukungan atau bukti
hendaknya memenuhi tiga kriteria: (a) Informasi hendaknya relevan dengan
pokok masalah (points) yang anda buat. Anda harus mengabaikan banyak
informasi dari bahan rujukan yang tidak berhubungan langsung dengan
tujuan paper anda; (b) Informasi yang anda pilih hendaknya meyakinkan
(convincing) dimata pembaca. Cara terbaik untuk meyakinkan pembaca bahwa
tesis anda benar adalah dengan menggunakan bahan bukti penelitian yang
menunjukkan validitas tesis anda. Cara yang lain adalah dengan mengutip
pendapat ahli dalam bidangnya; (c) Bukti-bukti atau dukungan yang anda
berikan hendaknya spesifik. Hasil penelitian yang anda pilih sebagai
bahan bukti dan terutama contoh-contoh yang anda pergunakan untuk
mengilustrasikan pokok masalah harus berbicara langsung dengan pokok
masalah yang anda buat.
Kesimpulan:
Karena tujuan dari kesimpulan yang baik adalah membantu
pembaca memiliki perasaan nyaman bahwa paper sudah sempurna, artinya
tidak ada kemungkinan bahwa pembaca akan melupakan pendapat yang
diberikan, terkadang kesimpulan yang dibuat mahasiswa tidak menambahkan
sesuatu terutama jika hanya berisi rangkuman pengulangan dari apa yang
telah dikatakan. Memang, ada berbagai bentuk kesimpulan sesuai dengan
banyaknya jumlah penulis, tetapi sejumlah metode dapat diberikan: (a)
Nyatakan kembali atau buat rangkuman tesis yang anda buat. (b) Jelaskan
implikasiimplikasi lebih jauh, misalnya, kemungkinan aplikasi teori,
prediksi untuk masa depan, kesementaraan atau keterbatasan dari
kesimpulan atau gagasan pokok anda, rujukan pada penelitian yang sedang
berlangsung berkenaan dengan sesuatu topik
Bagaimanapun,
yang harus anda lakukan dalam kesimpulan adalah bahwa anda dengan pasti
menyimpulkannya, jangan sekali-kali menyatakan implikasi sedemikian
rupa sehingga justru bertentangan dengan tesis anda atau justru membuka
munculnya wilayah baru dari pokok masalahnya sebab ini akan
membingungkan pembaca. Dengan kata lain, kesimpulan harus tidak membawa
masalah baru, kritik baru atau komentar yang berbeda yang seharusnya
dibahas dalam tubuh tulisan. Jadi kesimpulan sebaiknya memang menyatakan
kembali pencapaian utama dari paper.
D.
Penulisan Laporan Penelitian
Seorang
yang ditugaskan untuk meneliti suatu daerah atau suatu pokok persoalan
tertentu, harus menyampaikan suatu laporan mengenai hal yang ditugaskan
kepadanya itu. la sebenarnya mengetahui banyak hal selama menjalankan
tugasnya itu. Sebab itu ia bisa menceriterakan semuanya dalam suatu
karangan yang panjang lebar. Teiapi semua itu tidak perlu
diceriterakannya. Dalam laporan yang ditulisnya ia hanya menyampaikan
hai-hai yang esensil. ha’ hal yang pokok yang bertalian dengan tugasnya.
sehingga orana yang menerima laporan itu segera mengetahui masalahnya.
dan dapat segera mengambil langkah-lang-kah yang diperiukan. Penulis
laporan harus menyadari dan berusaha agar apa yang disampaikan itu
merupakan hal-hal yang penting. bukan mengenai pengaiaman-pengalaman
pribadi atau hal-hal yang kurang penting bila dibandingkan dengan
masalah yang dihadapi.
Apa
yang dikemukakan di atas hanya merupakan suatu ilustrasi mengenai
pengertian laporan. Sebenarnya laporan itu sendiri merupakan suatu jenis
dokumen yang sangat bervariasi bentuknya, dan sebab itu sukar diberi
suatu batasan pengertian yang jelas. Variasinya mulai dari suatu bentuk
iaporan yang sederhana berbentuk angka-angka sebagai suatu gambaran
mengenai perkembangan suatu persoalan, sampai kepada laporan yang
terdiri dari beberapa Jilid buku yang masingmasing terdiri dari ratusan
halaman. Ada yang berbentuk isian formu-lirformulir yang standar, ada
yang berbentuk surat, ada’pula yang berbentuk buku.
Laporan
merupakan unsur yang sangat penting, terutama dalam menyusun
kebijaksanaan-kebijaksanaan. Seringkali karena luasnya organisasi,
pimpinan tidak dapat menguasai keadaan secara terperinci mengenai semua
hal-ihwal yang terjadi pada tingkat bawah dari organisasi yang
dipimpinnya. Tetapi dengan bantuan laporan pimpinan atas dapat
mengetahui secara terus-menerus apa yang terjadi setiap hari pada
unit-unit yang paling bawah. Dengan mempertimbangkan bahanbahan yang
disampaikan melalui laporan-laporan, akhirnya sebagai pimpinan ia dapat
mengambil kebijaksanaan-kebijaksanaan yang tepat dan cepat.
Sebelum
seseorang dibiasakan menulis laporan dalam hubungan dengan tugas
pekerjaannya, ia sudah harus mengenai dan menulis laporan-laporan itu di
sekolah. Baik laporan yang akan dibuat untuk perusahaan maupun laporan
yang dibuat untuk kepentingan pendidikan mengandung banyak segi yang
sama. Namun ada satu segi perbedaan yang amat penting antara kedua macam
laporan tersebut, yaitu: laporan untuk suatu dunia usaha tergantung
pada satu pertanyaan, “bagai-mana supaya laporan itu cocok dengan
kebutuhan mereka yang menerima laporan itu?” Sebaliknya laporan untuk
kepentingan kelas tidak selalu dibayangi dengan pertanyaan di atas.
Pengajar yang akan menerima dan memeriksa laporan itu sama sekali tidak
membutuhkan laporan tersebut. Namun dalam bab ini kedua macam laporan
itu akan dibicarakan untuk melayani kepentingannya masing-masing.
Sebagai
pegangan mengenai pengertian laporan, kita dapat mengatakan bahwa
laporan adalah suatu cara komunikasi di mana penulis menyampaikan
informasi kepada seseorang atau suatu badan karena tanggungjawab yang
dibebankan kepadanya. Kàrena laporan yang di-maksud sering mengambil
bentuk tertulis, maka dapat pula dikatakan bahwa laporan merupakan suatu
macam dokumen yang menyampaikan informasi mengenai sebuah masalah yang
telah atau tengah diselidiki, dalam bentuk fakta-fakta yang diarahkan
kepada pemikiran dan tindakan yang akan diambil.
Laporan
yang baik memungkinkan penerima laporan dapat memahami isi laporan itu.
Meskipun demikian penyusun laporan tidak bermaksud untuk memberikan
penafsiran-penafslran sehingga kesan penerima laporan itu tejah
diarahkan lebih dulu. Kualitas atau sifat utama dari laporan ialah
obyektivitas. Tujuan laporan yang istimewa adalah meletakkan fakta-fakta
yang tepat, dan tidak lain dari pada faktafakta yang tepat, tanpa
berhubungan dengan perasaan atau pandangan pribadi tentang fakta-fakta
itu. Kenyataan ini perlu mendapat prioritas, karena laporan itu pada
hakekatnya adalah dokumen tertulis yang diciptakan sebagai hasil dari
prosedur yang diusahakan untuk menjelaskan informasi. Laporan haruslah
sebuah pernyataan dari apa yang dinamakan informasi itu. Laporan lebih
memperhatikan hal-hal detail, dan lain dari itu direproduksi dalam
jumlah sebanyak seperti tulisan yang dipublikasi dalam “jurnal primer”
atau proses suatu konferensi. Yang biasa dimaksud dengan publikasi
primer adalah jurnal dan publikasi-publikasi berseri lainnya yang
merupakan kumpulan kertas-kerja dengan subyek yang sama atau disajikan
pada konferensi atau pertemuan yang sama.
Perkataan
laporan sebenarnya berasal dari awalan Latin, re, yang artinya
“kembali”, dan dari kata Latin lainnya, portare, yang dapat
diartikan sebagai “membawa”. Sebuah laporan, karena itu, adalah sesuatu
yang dibawa kembali. Seseorang yang dikirimkan untuk membuat
penyelidikan dan datang kembali sambil membawa jawaban. Sekarang kata
ini mengandung arti bahwa apa yang kembali itu adalah informasi
kenyataan. Di dalam percakapan sehari-hari sering kita temukan kalimat:
“Cobalah bawa kembali laporan itu!” Ini berarti bahwa pelapor harus
membawa kembali informasi tentang kenyataankenyataan yang sesungguhnya.
Jika kita mengatakan bahwa sebuah laporan itu dibuat sebagai hasil dari
prosedur, kita artikan bahwa sebelum suatu laporan itu dibikin,
kegiatan-kegiatan tertentu harus dilaksanakan. Definisi itu juga
menyebutkan bahwa sebuah laporan adalah sebuah dokumen tertulis.
Perkataan dokumen dipergunakan di sini dalam pengertian asli tentang
“sesuatu yang memberikan bukti bukti”.
Kerapkali
kita mendapat kesukaran untuk menarik garis perbedaan antara laporan
dan skripsi. Pemisahan antara skripsi dan laporan adalah lebih sukar
lagi karena suatu kenyataan bahwa skripsi sering disusun berdasarkan
laporan penyelidikan. Tetapi pasti bahwa perbedaan laporan dengan
skripsi tidak didasarkan kepada pahjang-pendeknya laporan dan skripsi
itu. Dalam garis besarnya dapat kita tetapkan bahwa apapun maksudnya,
laporan itu adalah tetap dan semestinya historis. Sebuah laporan adalah
sebuah pertelaan formil tentang fakta-fakta atau tentang catatan atau
hasil dari sesuatu. Maksud laporan yang utama adalah untuk memperoleh
dasar untuk berpikir dan bertindak. Banyak sumber yang dapat kita
peroleh. Dari majalah-majalah, koran-koran, perusahaan-perusahaan,
lembaga-lembaga riset atau lembaga-lembaga lainnya yang merupakan
informasi yang amat berguna untuk penafsiran dan analisa. Tetapi laporan
bukanlah penafsiran atau analisa. Laporan adalah rangkaian kenyataan
yang disusun dengan sistematis. Tentu saja tidak setiap orang dapat
membuat laporan yang baik. Laporan tidak mengemukakan penafsiran.
Seperti
halnya dengan tulisan-tulisan atau karangan pada umumnya, laporan harus
disampaikan dalam bentuk dan struktur yang baik. Bentuk lebih banyak
dipertalikan dengan cara pengetikan dan penyusunan, sedangkan struktur
lebih dipertalikan dengan organisasinya:
Pendahuluan
dan Isi laporan dapat mendahului Kesimpulan
dan Saran. Bentuk yang kedua dibuat dengan pertimbangan bahwa yang
paling penting bagj penerima laporan adalah Kesimpulan dan Saran.
Pendahuluan dan Isi Laporan hanya mempunyai fungsi umum yaitu sebagai
bahan ilustrasi atau bahan penjelasan.
Halaman
judul biasanya pertama-tama memuat pokok atau topik laporan,
kedua, orang atau badan yang akan menerima laporan, ketiga, orang atau
badan yang membuat laporan, dan keempat, penanggalan laporan. Halaman
judul hanya merupakan suátu label, sebuah etiket pengenal. Sebab itu
jangan mempergunakan judul yang terlalu panjang. yang hanya akan
mengaburkan pokok persoalan yang akan dilaporkan. Sebuah laporan yang
bersifat rutin atau berkala, tidak memerlukan halaman judul. Penjelasan
mengenai laporan bulanan, tigabulanan, tahunan, dan sebagainya, sudah
menunjukkan bahwa laporan tersebut merupakan laporan rutin atau laporan
berkala.
Surat
penyerahan (letter of transmittal) berfungsi sebagai
Kata Pengantar pada sebuah buku. Sifatnya dan panjangnya berbeda-beda
sesuai dengan tujuan dan sifat topiknya. Suatu laporan yang bersifat
rutin, mungkin cukup bila Surat Penyerahannya dirumuskan dalam satu atau
dua kalimat. Di pihak lain Surat Penyerahan bisa menggantikan kedudukan
Kesimpulan atau ikhtisar dari sebuah laporan. Surat penyerahan biasanya
mengandung fakta yang minimal diperlukan untuk membangkitkan perhatian
pembaca terhadap laporan itu. Misalnya mengadakan identifikasi terhadap
suatu proyek, atau mene-kankan pokok-pokok tertentu dari laporan itu.
Dalam surat penyerahan dapat pula dicantumkan luas-lingkup dan
batas-batas masalah yang dilaporkan, di mana dan bagaimana memperoleh
informasinya, dan bagaimana pula laporan itu ditulis. Dan akhirnya surat
penyerahan juga memuat nama dan tanda tangan dari penulis laporan.
Karena surat penyerahan ini merupakan suatu bentuk komunikasi yang
sangat bersifat pribadi dari penulis kepada penerima laporan, maka
penulis dapat mempergunakannya juga untuk menyampaikan ucapan terima
kasihnya kepada badan-badan atau perorangan yang telah memberi bantuan,
dan akhirnya dipakai pula untuk menyatakan harapannya tentang
bermanfaatnya laporan itu pada masa-masa mendatang.
Pada
prinsipnya daftar isi laporan sama dengan daftar isi
buku. Daftar isi memuat rekapitulasi dari semua judul yang ada dalam
laporan itu. Dengan demikian para pembaca atau penerima laporan dapat
segera mengetahui apa isi laporan itu. Pokok-pokok yang paling penting
kedudukannya ditempatkan semakin ke kiri, sebaliknya semakin berkurang
kepentingannya ditempatkan semakin ke kanan. Penggunaan angka-angka atau
huruf-huruf sebagai penanda tingkatan judul sesuai dengan teksnya, akan
lebih memudahkan pernbaca mengenal struktur laporan itu.
Pengertian
ikhtisar (summary) dan abstrak (abstract)
seringkali menimbulkan masalah tersendiri, karena tidak ada kesepakatan
umum mengenai pengertian kedua istilah itu. Bila dianggap penggunaan
istilah itu dapat menimbulkan kesulitan pemahaman, maka hal itu dapat
diatasi dengan memberi batasan istilah-istilah itu terlebih dahulu
sebelum dipergunakan. Namun demikian perlu pula diberi pegangan tentang
pengertian istilah-istilah tersebut yang secara luas diterima dewasa
ini.
Abstrak
adalah suatu bagian uraian yang sangat singkat, jarang lebih
panjang dari enam atau delapan baris, bertujuan untuk menerangkan kepada
pembaca-pembaca aspek-aspek mana yang tercakup dalam sebuah uraian
tanpa berusaha mengatakan apa yang dibicarakan mengenai aspek-aspek itu.
Sebuah abstrak dengan pengertian ini dapat dibuat untuk sebuah laporan
atau untuk semua jenis tulisan yang lain. Jika ditulis sebagai suatu
bagian dari laporan, maka bagian inilah yang mula-mula dihadapi pembaca,
agar segera ia mengetahui aspek-aspek mana yang ditulis dalam laporan
itu, tanpa mempersoalkan bagaimana pandangan pe-nulis laporan mengenai
aspek-aspek tersebut. Sesuai dengan sifatnya itu, abstrak merupakan
bagian yang berdiri sendiri. Abstrak-abstrak semacam ini seringkali
muncul dalam penerbitan-penerbitan khusus, untuk menyampaikan informasi
mengenai suatu masalah kepada para pembaca.
Di
samping istilah abstrak masih dijumpai istilah-istilah berikut: abstrak
dan abstrak informatif. Abstrak deskriptif dipakai dengan pengertian
yang sama seperti dikemukakan di atas. Sebaliknya abstrak informatif
dipakai dengan pengertian yang sama seperti ikhtisar seperti yang akan
diterangkan di bawah.
Pengertian
ikhtisar, sekurang-kurangnya ikhtisar dalam hubungan
dengan laporan, merupakan suatu bagian dari tuiisan yang menyampaikan
suatu informasi yang penting dari sebuah laporan dalam bentuk yang
sangat singkat. Walaupun bentuk ikhtisar itu singkat, narhun tidak
sesingkat abstrak. Bila abstrak hanya menyampaikan aspek-aspek mana saja
yang dikemukakan dalam laporan, maka ikhtisar memasuk-kan pula
informasi mengenai aspek-aspek itu. Bila perbedaan antara abstrak dan
ikhtisar ditinjau dari unsur-unsur pembentuk terria (lihat bab mengenai
Ringkasan dan Tema) maka abstrak hanya mengandung topik persoalan,
sedangkan ikhtisar mengandung topik persoalan dan tujuan yang akan
dicapai melalui topik tadi.
Seperti
halnya dengan abstrak, ikhtisar sebuah laporan ditempatkan pada awal
laporan dan dapat pula berdiri sendiri: la merupakan bagian yang s’angat
penting sesudah kesimpulan dan rekomerfdasi. Itulah sebabnya semua
penerima laporan atau pembaca sebuah laporan, sesudah sekali membaca
laporan itu, cukup membaca ikhtisarnya kalau ingin menyegarkan kembali
ingatannya mengenai laporan itu. Atau untuk memahami seluruh laporan
dengan’lebih cermat, seorang pembaca menganggap lebih dahulu harus
membaca ikhtisarnya. Untuk mengetahui peminat yang riil mengenai
laporan, yang lengkap, biasanya mula-mula ikhtisar laporan itu
disebarluaskan. Mereka yang menginginkan laporan yang lengtap dapat
memintànya langsung dari badan yang berhak atas laporan itu.
Kesingkatan
yang merupakan ciri dari sebuah ikhtisar dibuat dengan meninggalkan
pendahuluan, perincian, contoh ilustratif, dan Iain-lain, kecuali
gagasan-gagasan utama. Hubungan antara ikhtisar dan laporan lengkap sama
dengan hubungan antara sebuah kalimat topik dan sebuah alinea.
Karena
laporan, merupakan sebuah dokumen yang akan disimpan dan berguna pada
masa-masa mendatang, maka semua hal-ihwal atau latar belakang yang
mempunyai sangkut-paut dengan isi laporan harus dikemukakan pula secara
jelâs. Sebagai bahan untuk menyusun Pendahuluan sebuah
laporan atau unsur yang dianggap sebagai latar belakang dari masalah
yang akan di-laporkan dapat dikemukakan beberapa hal berikut: tujuan
laporan; mengapa sebuah laporan itu ditulis; siapa yang menyuruh atau
memerintahkan untuk membuat laporan itu; siapa saja yang ditugaskan
untuk menyelidiki masalah dan melaporkannya, perseorangan atau satuan
tugas, siapa yang memimpin satuan tugas; wilayah-wilayah (mana saja yang
tercakup; kapan tugas itu mulai dilaksanakan dán kapan berakhir, dan di
mana serta bagaimana penulis laporan mendapatkan informasi mengenai
masalah tersebut.
Atau
cara lain adalah judul Pendahuluan itu dibagi-bagi atas beberapa judul
bawahan yang masing-masing dijelaskan lebih lanjut dalam satu atau dua
alinea. Judul bawahan tersebut misalnya: Maksud dan Tujuan, Luas
Lingkup, Sumber Informasi, Autorisasi, kapan tugas dilaksanakan, Bila
ada Surat Penyerahan maka penjelasan mengenai satuan tugas dan waktu
pelaksanaan dapat dimasukkan dalam bagian itu. Misalnya ada suatu daerah
dilanda wabah kolera. Berdasarkan laporan yang masuk, resmi atau tidak
resmi, sebuah satuan tugas Departemen Kesehatan diberangkatkan untuk
meneliti dan melihat dari de-kat kebenaran laporan itu. Dalam penyusunan
laporan, maka hal-hal yang dapat dimasukkan dalam Pendahuluan adalah:
berita mengenai wabah tersebut, perintah untuk melaksanakan penelitian,
tujuan melaksanakan penelitian sesuai dengan Surat Perintah yang telah
dikeluarkan, siapa yang memberi perintah, siapa saja yang ditugaskan,
kapan tugas itu dijalankan dan kapan berakhir.
Isi
Laporan menyangkut inti persoalan, dan segala sesuatu yang
bertalian langsung dengan persoalan tersebut. Sebab itu isi laporan
dapat meliputi: hasil pengamatan mengenai fakta-fakta yang dilaporkan,
pencocokan fakta dengan data yang telah ada sebelum satuan tugas
melaksanakan kewajibannya, semua masalah yang diperkirakan akan membantu
atau menghambat pemecahan masalahnya, pembahasan dan hasil pembahasan
mengenai pokok persoalan yang akan dilaporkan.
Bila
kita mengambil kasus wabah koiera sebagai telah dikemukakan di atas,
maka isi laporan akan meliputi: iuas wilayah yang diserang wabah kolera,
situasi daerah yang ada kaitannya yang sangat erat dengan keputusan
atau kebijaksanaan yang akan diambil, jumlah penduduk beserta
penyebarannya; pusat-pusat kesehatan yang terdapat dalam wilayah
tersebut, jumlah tenaga medis dan para medis, persediaan obat, fasilitas
pengangkutan; bilamana wabah itu mulai, di mana dan bergerak ke mana,
jumlah penderita, jumlah korban yang telah meninggal; tindakan mana yang
telah diambil dan bagaimana hasil yang telah diperoleh; bagaimana
partisipasi dari pemerintah setempat beserta sikap masyarakat tentang
wabah itu secara khusus atau terhadap kesehatan secara keseiuruhan, dan
bagaimana sikap mereka terhadap higiene dan sanitasi lingkungan pada
umumnya.
Agar
isi laporan dapat mencapai sasaran dan tidak ada hal-hal yang
dilupakan, sebaiknya penulis laporan membuat suatu rencana (kerangka)
yang jelas dan logis serta terarah. Fakta-fakta yang diajukan hendaknya
dapat dipercaya, obyektif, jelas, lengkap dan selalu diarahkan kepada
tujuan yang akan dicapai. Suatu laporan yang bersifat ilmiah dapat pula
mengacu kepada sejumlah karya atau tulisan ilmiah lainnya.
Seringkali
pemberi tugas atau penerima laporan tidak dapat membaca seluruh laporan
karena harus mengambil tindakan segera, atau karena kesibukan-kesibukan
yang dihadapinya. Oleh sebab itu yang penting baginya adalah Kesimpulan
dan Saran-saran yang diajukan oleh pembuat laporan, beserta abstrak
atau ikhtisar yang disampaikan oleh pembuat laporan tersebut.
Berdasarkan abstrak atau ikhtisar beserta kesimpulan dan saran-saran itu
penerima laporan harus segera mengambil tindakan-tindakan yang tepat.
Kadang-kadang
ada hal yang tidak dapat dirumuskan dalam kesimpulan, tetapi dapat
muncul dalam saran-saran. Pembuat laporan bu-kan hanya sekedar
mengetahui fakta-fakta, tetapi menghayati serta merasakan pula
masalahnya. Sehingga saran-saran itu sangat diperlukan oleh orang yang
akan mengambil keputusan mengenai masalah tersebut. Kesimpulan
diturunkan dari fakta-fakta, dan lebih banyak mempersoalkan
hubuhgan-hubungan logis, sebaliknya saran-saran merupakan langkah atau
alternatif-alternatif mana yang dapat diambil supaya masalah itu dapat
diatasi sebaik-baiknya. Dengan demikian saran-saran banyak atau sedikit
dipengaruhi oleh sentuhan-sentuhan emosional.
Bentuk
kesimpulan tergantung pula dari isi laporan serta urutan penyajiannya.
Dengan memperhatikan wabah kolera sebagai dasar, ma-ka kesimpulan
laporan itu akan berkisar pada masalah: apakah wabah itu akan bergerak
terus atau tidak; perlu tidaknya menambah fasilitas darurat berupa
klinik darurat, unit mobil, bagaimana peranan pemerintah daerah dan
masyarakat setempat, dan apa lagi yang diharapkan dari mereka; perlu
tidaknya mengikut-sertakan sebuah satuan tugas penerangan. Apa yang
harus dilakukan masyarakat di kemudian hari untuk mencegah terulangnya
wabah tersebut.
Pada
umumnya sesudah menyampaikan kesimpulan dan saran, laporan itu secara
definitif juga selesai. Tetapi seringkali ada beberapa bagian tambahan
yang dianggap perlu ada untuk melengkapi laporan itu. Bagian yang perlu
dimasukkan untuk melengkapi laporan itu adalah Apendiks
(lampiran-lampiran, termasuk di sini Surat Perintah atau Surat Tugas
bagi orang yang membuat laporan itu, foto-foto, peta) dan bibliografi
bila laporan itu dikaitkan dengan analisa ilmiah yang mempergunakan
bahan-bahan pustaka.
Bahasa
yang dipergunakan dalam sebuah laporan formal haruslah bahasa yang
baik, jelas dan teratur. Yang dimaksud dengan bahasa yang baik tidak
perlu berarti bahwa laporan itu harus mempergunakan gaya bahasa yang
penuh hiasan. Tetapi sekurang-kurangnya dari segi sintaksis bahasanya
teratur, jelas memperlihatkan hubungan yang baik antara satu kata dengan
kata yang lain, antara satu kalimat dengan kalimat yang lain.
Bidang
yang dilaporkan dan orang yang menerima laporan itu seringkali
mempengaruhi pula gaya bahasa yang digunakan. Seseorang yang membuat
laporan tentang keadaan teknis sebuah pabrik kimia, atau sebuah
pembangkit tenaga listrik akan lain gaya bahasanya, bila dibandingkan
dengan bahasa yang dipakai oleh seorang wartawan yang membuat laporan
mengenai kunjungannya ke suatu daerah. Lain lagi gaya bahasa yang
dipakai seorang sastrawan dalam kisah perjalanannya. Kecuali bahasa
sastrawan dalam kisah perjalanannya yang bernilai sastra, pada umumnya
gaya yang dípakai harus bersifat obyektif, impersonal, dan tidak boleh
memihak. Pemakaian kata yang tepat untuk gagasan yang akan disampaikan
merupakan unsur yang penting dalam gaya. Laporan harus dapat dipahami
dengan mudah.
Penggunaan
kata ganti orang pertama dan kedua harus dihindari, kecuali penggunaan
kata “kami” bila yang menyampaikan laporan adalah suatu badan atau
satuan tugas. Alasan untuk menghindari penggunaan kata-kata tersebut
pertama, karena akan jarang digunakan dalam laporan itu. Konsentrasi
diletakkan pada topik yang dilaporkan. Alasan kedua. nilai kedua kata
itu juga tergantung dari siapa yang menulis dan siapa yang harus
menerima laporan.
Mahasiswa,
pelajar, karyawan atau siapa saja dapat melakukan apa saja yang telah
diuraikan di atas. Observasi yang diadakan. baik secara perseorangan
maupun secara berkelompok, akan bermanfaat bila disudahi dengan sebuah
laporan. Semua hal yang dapat diamati atau dilihat selama melakukan
sebuah observasi hams dicatat dengan certnat, sebab mungkin akan berguna
sebagai kunci untuk memecahkan masalah- masalah yang dihadapi. Hal ini
sama saja dengan mempelaiari sebuah buku. Bila laporan-laporan umum
memperoleh bahan Saporannya dan observasi, penelitian dan sebagainya,
maka laporan buku memperoleh bahannya dari sebuah buku yang telah
dibaca.
Singkatnya,
apa saja yang menjadi pokok sebuah laporan, entah bidang pendidikan,
perdagangan, industri, dipiomasi, teknik, ilmu pengetahuan, semuanya
harus disusun secara logis dan jelas. Pada bagian terakhir selalu
disertai penilaian tentang baik-buruknya, serta saransaran untuk
mengambil tindakan bila perlu. Baik laporan umum maupun laporan buku
sebenarnya mempunyai titik singgung dengan ringkasan. Keduanya merupakan
penyajian suatu pengetahuan yang lebih luas mengenai suatu hal, tetapi
dibuat secara lebih singkat untuk maksud tertentu. Keduanya mempunyai
perbedaan dengan ringkasan, yaitu ringkasan tidak mengandung pendahuluan
dan kesimpulan
E.
Penulisan Skripsi
Penulisan
skripsi berbeda dengan penulisan laporan. Jika laporan tidak
mengemukakan penafsiran, maka skripsi bertolak dari keinginan untuk
mengemukakan penafsiran dan analisa kenyataan-kenyataan. Skripsi tidak
membiarkan kenyataan-kenyataan itu sebagaimana adanya. la bergerak lebih
jauh. Dengan demikian maka skripsi harus mengemukakan
kenyataan-kenyataan itu dengan dasar logika. Artinya ia harus
memandangnya dari konstruksi sebab-akibat. Tidak sekedar mengetahui
kenyataan tetapi memahami kenyataan tersebut dalam hubungan
sebab-akibat. Agar supaya penafsiran dan analisa dalam skripsi itu
tepat, diperlukan laporan tentang peristiwa dan kenyataan yang sah yang
tidak mungkin diragukan lagi. Tetapi skripsi tidak memuaskan diri dengan
kenyataan dan peristiwa belaka, bagaimanapun sahnya kenyataan dan
peristiwa itu.
Sebuah
skripsi, sama seperti sebuah tesis, harus dapat mengemukakan persoalan.
Tetapi berbeda dengan sebuah tesis, sebuah skripsi tidak bermaksud
untuk memecahkan persoalan yang dikemukakannya. Pemecahan masalah itu
tidak diperlukan di dalam skripsi, karena skripsi tidak akan sampai.
kepada perumusan kesimpulan atau tesis. Cukuplah jika ia dapat
mengemukakan kenyataan peristiwa yang diolah dari laporan yang sah
dengan sistimatis dan dengan maksud untuk mengemukakan masalah-masalah
yang akan dianalisa dengan dasar-dasar logika. Mengemukakan dan
mengidentifikasi suatu masalah bukanlah sesuatu pekerjaan yang mudah.
Kesalahan dalam merumuskan masalah, berarti turunnya nilai skripsi, dan
tentu saja nilai ànalisa skripsi itu. Untuk mengemukakan kenyataan
peristiwa, masalah-masalah, dan analisa diperlukan suatu sistimatika
formil dan disiplin teoritis. Nilai masalah dan nilai analisa sebuah
skripsi sama pentingnya dengan nilai masalah dan nilai analisa dalam
tesis.
Rancangan
penelitian untuk skripsi, tesis, dan disertasi: (1) Latar
Belakang: Mengapa dan apa yang mendorong peneliti memilih topik
penelitian ini. (2) Masalah: Rumuskan masalah secara jelas, singkat,
termasuk konsep-konsep yang digunakan, masalah dibatasi, bagian mana
yang digarap, mengapa bagian itu yang diambil, dan gambarkan pentingnya
masalah: sumbangannya terhadap perkembangan ilmu, kegunaan praktis (bila
ada), hubungan dengan penelitian lain Kegunaan yang lebih umum. (3)
Kerangka Teori: Gambarkan konsep-konsep yang digunakan, pendekatan yang
digunakan, gambarkan teori-teori yang pernah ada yang berkaitan dengan
masalah yang digarap, kemukakan asumsi-asumsi dasar sebagai landasan
berpikir, dan kemukakan hipotesis bila ada. Untuk penelitian sastra yang
deskriptif, hipotesis tidak diperlukan. (4) Populasi dan Sampel:
Gambarkan tentang jenis dan besarnya populasi dan tentukan sampel
penelitian.
Persiapan
awal pembuatan skripsi: (a) Menyiapkan perangkat alat tulis
seperti komputer, printer, scanner yang akan mendukung kelancaran
penulisan anda. (b) Penulisan dengan menggunakan komputer akan sangat
memudahkan untuk mengadakan revisi. Jangan lupa selalu membuat backup
nya di flashdisc supaya data tidak hilang jika komputernya rusak. (c)
Review kembali pengetahuan anda tentang metodologi peneltian. (d)
Mendaftar ke dosen koordinator skripsi fakultas, yang akan
mendistribusikan anda ke bagian-bagian. (e) Mendaftar ke dosen
koordinator skripsi bagian yang akan menetapkan dosen pembimbing anda.
(f) Mempelajari buku petunjuk pembuatan skripsi yang berlaku di
fakultas. (g) Menyiapkan buku catatan kegiatan yang akan ditandatangani
oleh dosen pembimbing sebagai bukti kegiatan anda. (h) Menyusun tabel
jadual pembuatan skripsi, berapa lama sekripsi anda rencakan untuk
dikerjakan?. Konsultasikan dengan pembimbing tentang tahapan dan alokasi
waktu yang direncankanuntuk masing-masing tahap.
Memahami
karakter pembimbing: (a) Kenali karakter pembimbing, dengan
mengenal karakter pembimbing anda, bisa disiapkan strategi untuk
menghadapinya, Bagaimana kesukaanya membimbing, bagaimana kesukaannya
jika kita ingin menghadap untuk konsultasi. (b) Tanyakan kepada kakak
kelas yang pernah sukses menjadi anak bimbingannya.
Memilih
topik penelitian: (a) Topik penelitian ditetapkan dulu sendiri
sesuai dengan minat anda, ini mempunyai keuntungan, anda akan lebih
antusias mengerjakan pembuatan skripsi yang topiknya memang disenangi.
(b) Kesulitannya adalah mencari referensi pendukung yang sesuai dengan
topik anda, belum tentu ada di perpustakaan Fakultas. (c)
Kebanyakan
mahasiswa sebagai pemula dalam pembuatan rancangan penelitian akan
kesulitan memilih topik penelitian. Untuk mempermudah, topik penelitian
dapat ditetapkan dengan: (1) Mengawinkan variabel penelitian dari
journal-journal penelitian yang ada di Fakultas. (2) Mengawinkan
variabel penelitian dari skripsi-skripsi yang sudah ada di Fakultas. (3)
Membaca saran-saran dari sekripsi yang sudah ada, pada setiap skripsi
biasanya ada kesimpulan dan saran. Pada saran ini bisanya ditulis
hal-hal yang masih perlu diteliti untuk dikembangkan. (4) Minta saran
dari pembimbing, dari beberapa journal referensi yang berkaitan yang
anda punyai kira-kira topik apa yang bisa dirancang. (5) Keuntungan
dengan cara di atas adalah masing-masing skripsi atau journal sudah
mempunyai daftar pustaka yang berkaitan yang bisa anda cari. (6) Saran:
jangan mencontoh dan mengambil alih kalimat-kalimat yang ada pada
skripsi yang sudah ada, ini bisa ketahuan pembimbing, lebih baik materi
yang anda gunakan di cari dari referensinya saja.
Mencari
referensi pendukung: (a) Referensi pendukung pertamakali di cari
di perpustakaan fakultas: (b) Dari Journal ortodonsia yang ada
difakultas seperti: American Journal Orthodontic, Angle Orthodontist dan
lain-lain. Ini semuanya akan memuat topik penelitian ortodonsia.
Telusuri dari journal yang terbaru, lihat dulu dari daftar isinya. (c)
Dari Journal dentistry, journal ini materinya gabungan, lebih sukar
mendapatkan materi ortodonsia yang akan dicari. (d) Dari Textbook
Ortodonsia atau yang berkaitan, telusuri dengan mencari satu kata yang
berkaitan pada daftar indeks pada bagian belakang masing-masing
textbook. (e) Dari buku-buku ortodontik terjemahan, laporan
penelitian yang telah dipublikasi, Majalah-majalah ilmiah yang ada
diperpustakaan. (f) Sekarang teknologi sudah mendukung, referensi bisa
di telusuri lewat internet, pada google atau yaho() search ketik
kata yang berkaitan dengan penelitian anda, misanya orthodontic
deep overbite, anda akan mendapatkan banyak referensi tentang deep
overbite. (g) Selain itu referensi juga dapat dicari lewat
jaringan antar perpustakaan fakultas atau universitas bahkan
internasional coba tanyakan ke perpustakaan bagaimana caranya
menggunakan fasilitas ini. (h) Referensi bisa diburu di perpustakaan FKG
Universitas lain dengan datang sendiri atau minta tolong teman yang
kuliah di difakultas tersebut.
Menganalisis
variabel dan hubungan antar variabel: (a) Jika topik penelitian
telah ditetapkan bersama pembimbing, anda sekarang harus menganalisis
variabel penelitian: Mana yang menjadi variabel pengaruh?, mana yang
menjadi variabel terpengaruh?. Variabel-variabel apa saja yang harus
dikendalikan? Bagaimana cara pengendaliannya? Variabel-variabel mana
yang tak terkendali? Kenapa tidak bisa dikendalikan? (b) Pada subjek
atau objek apa variabel itu akan diukur? Dengan alat apa akan diukur?
Bagaimana cara mengukurnya? Jenis data apa yang akan didapatkan. (c)
Analisis statistik apa yang nanti kira-kira akan dipakai? Konsultasikan
ke dosen atau konsultan ahli metodologi penelitian dan statistik. Apakah
nanti akan menggunakan uji parametrik atau non parametrik? Uji
perbandingan atau uji korelasi? (d) Pelajari metode analisis statistik
yang sudah ditetapkan, gunakan analisis dengan program komputer supaya
lebih mudah.
Memperkirakan
kelayakan/feasibility penelitian: (a) Apakah topik penelitian yang
telah ditetapkan layak untuk diteliti? Pertimbangan ini didasarkan
kepada: Apakah topik itu sudah berkaitan dengan bidang ilmu ortodonsia?
Apakah sampel penelitian akan didapatkan cukup? Apakah ada alat ukur
atau peralatan laboratorium yang dibutuhkan? Apakah dana yang tesedia
bisa mencukupi? Apakah pengurusan izin penelitian tidak masalah?
Konsultasi
topik penelitian dengan pembimbing: (a) Topik penelitian yang
telah dipertimbangkan diatas anda konsultasikan ke pembimbing, dengan
cara ini anda menghadap pembimbing sudah dapat menunjukkan pemahaman
tentang topik penelitian yang anda pilih. (b) Jangan kecewa jika
pembimbing anda tidak setuju atau kurang berminat dengan topik yang anda
pilih. (c) Siapkan topik-topik cadangan jika pilihan anda tidak
disetujui. (d) Jika ingin aman konsultasi saja dulu kepembimbing sebelum
memilih sendiri topik penelitian, tanyakan, kirakira topik apa yang
bisa anda teliti? Dengan cara Ini anda menunjukkan bahwa anda menghadap
ke pembimbing dengan kepala kosong. (e) Jangan lupa anda mempunyai dua
pembimbing, jangan sampai ada kesan salah satu pembimbing merasa
dilewatkan dalam menetapkan topik peneltian. Kalau ini sampai terjadi
pembimbing tersebut akan enggan untuk membaca skripsi anda.
Menetapkan
konsultan penelitian: Jika penelitian yang anda kerjakan mengait
bidang ilmu lain misalnya seperti psikologi, radiologi, komputer,
keahlian laboratorium tertentu, atas izin pembimbing anda, anda bisa
minta bimbingan ahli tersebut sebagai konsultan.
Menyusun
kerangka/outline penelitian: (a) Jika topik penelitian telah
disetujui oleh kedua pembimbing. anda mulai menyusun kerangka
penelitian. Susunan kerangka penelitian bisa dicontoh dari daftar isi
skripsi ortodonsia yang terbaru yang sudah jadi di perpustakaan. (b)
Urutan daftar isi biasanya sudah baku tinggal mencari jenis penelitian
yang mirip dengan penelitian anda, tinggal memodifikasi isinya saja.
Menambah
materi referensi: (a) Jika untuk penulisan skripsi referensinya
belum cukup banyak (biasanya sekitar 10 – 30 refernsi) tambahannya bisa
dicari dengan meneliti daftar pustaka masing-masing journal yang sudah
anda punyai, journalnya bisa dicari di perpustakaan atau di internet.
(b) Jika referensi yang dicari belum didapat, untuk sementara gunakan
dulu sitasi pada tulisan anda, kemudian sebaiknya diganti dengan jurnal
aslinya.
Menetapkan
jumlah sampel penelitian. Penetapan jumlah sampel. tergantung dari
jenis penelitian anda. Penelitian lapangan: Menggunakan rumus
sampel berdasarkan jumlah populasi penelitian. (a) Menetapkan jumlah 60
sampel, yang secara empirik ditetapkan sebagai jumlah terkecil dari
sampel besar yang sudah dianggap cukup repre-sentatif. (b) Menetapkan
jumlah 120 sampel sebagai sampel penelitian merupakan sampel besar. Peneltian
Klinik: Peneltian klinik yang jumlah sampelnya tidak banyak,
sampel yang dipakai biasanya berkisar antara 30-60 sampel, bahkan kurang
dari 30 sampel. Peneltian Laboratoris biasanya menggunakan
sampel 5-10 sampel tiap kelopoknya. Jumlah sampel sangat ditentukan oleh
biaya yang tersedia, jumlah populasi, tingkat kesulitan pengambilan,
homoginitas variabel. Sangat dianjurkan pengambilan sampel dilakukan
secara random.
Menyusun
proporsal penelitian. Untuk menyusun proporsal penelitian ada 2
cara: (a) Menyusun proporsal sesuai dengan format proporsal penelitian,
ini susunannya singkat (12-15) halaman. Tata tulisnya berbeda dengan
format skripsi, referensinya tidak perlu banyak-banyak, yang penting
dapat menjelaskan maksud, tujuan dan cara penelian. Setelah seminar
proporsal, baru dilakukan penysunan secara lengkap. Dengan cara ini
seminar bisa cepat dilakukan tetapi harus mengulang pembuatan
skripsinya. (b) Langsung menyusun format skripsi secara lengkap sampai
bahan dan cara (metode penelitian), seminar, kemudian disambung dengan
hasil dan pembahasan setelah penelitian dilakukan. Dengan cara ini
seminar butuh waktu lama untuk bisa dilaksanakan, tetapi penyusunan bisa
dilakukan sekali kerja.
Cara
mudah menyusun proporsal/skripsi: (a) Semua bahan referensi yang
berbahasa inggris diterjemahkan. (b) Baca alinea demi alinea, jika ada
satu alinea yang dianggap berkaitan, salin dalam satu halaman kertas,
beri sumber referensi secara lengkap (seperti menulis daftar pustaka).
(c) Masing-masing halaman yang terkumpul di lubangi kemudian diklip atau
dijepit dalam satu map yang bisa dipasang atau dilepas. (d)
Sekurang-kurang anda dapat mengumpulkan 50 – 100 lembar halaman. Sortir
dan kelompokkan lembar-lembar tersebut, mana yang cocok untuk dipasang
di latar belakang permasalahan, dan mana yang cocok untuk tinjauan
pustaka atau mana yang cocok untuk di bahan dan cara. (e) Untuk
masing-masing kelompok diurut lagi mana yang ditulis dahulu mana yang
kemudian dan mana yang berikutnya. (f) Tulis sebagai satu alinea dengan
menggunakan susunan kalimat sediri, jangan menyalin begitu saja tanpa
mengedit kalimatnya. Berikan kalimat penghubung yang dibuat sendiri
antar satu alinea dengan alinea yang lain. Dengan demikan tulisan anda
akan tidak sama, enak dibaca, runtut dan nyambung. (g) Kerjakan bab per
bab, dua copy diserahkan pada kedua pembimbing, aslinya anda
yang pegang. (h) Supaya tidak dua kali kerja, perbaikan sebaiknya
dilakukan setelah kedua pembimbing memberikan koreksiannya. Jangan lupa
membawa oretoretan pembimbing pada proporsal/skripsi yang lama ketika
menunjukkan hasil perbaikan supaya mudah menunjukkan perbaikan yang
telah anda lakukan.
Seminar
proporsal: (a) Setelah proporsal disetujui oleh kedua pembimbing,
mintakan tanda tangan pembimbing, proporsal siap untuk diseminarkan. (b)
Segera lapor ke kordinator skripsi bagian Ortodonsia untuk menentukan
jadual waktu seminar, alokasikan waktu sekurangkurangnya 3 hari untuk
membaca proporsal anda. (c) Proporsal diperbanyak 14 kali, 4 untuk dosen
dan 10 untuk teman peserta seminar. (d) Cari sekurang-kurangnya sepuluh
teman untuk menghadiri seminar proporsal. (e) Minta tolong agar pembaca
proporsal sudah memberikan oret-oretan pada proporsal yang telah
dibagikan dan ditumpuk setelah seminar selasai. (f) Siapkan transparan
presentasi selama 15 menit, siapkan formulir berita acara seminar, bisa
diminta kepada koordinator seminar. (g) Minta tolong 2 teman sebagai
notulen, untuk membantu mencatat semua masukan pada saat seminar
berlangsung, anda cukup konsentrasi kepada pertanyaan yang diajukan. (h)
Periksa OHP sebelum seminar dimulai.
Persiapan
penelitian: (a) Setelah seminar selesai segera lakukan perbaikan,
tunjukkan kepada dosen pembimbing dan dosen peserta seminar perbaikan
yang telah anda lakukan dengan membawa oretoretan pada proporsal
terdahulu. (b) Minta izin pembimbing untuk bisa melakukan penelitian.
Jika penelitian dilakukan di bagian lain atau diluar fakultas minta izin
kepada penguasa setempat. Minta surat permohonan izin penelitian ke
pengajaran. (c) Siapkan sarana prasarana penelitian yang dibutuhkan
seperti yang tertulis pada proporsal. (d) Sebaiknya dalam pelaksanaan
penelitian ada yang membantu.
Pengumpulan
data penelitian: (a) Lakukan trial (latihan mengukur) sebelum
penelitian sebenarnya dimulai. (b) Siapkan formulir data penelitian
untuk masing-masing sampel penelitian. (c) Lakukan uji konsistensi
pengukuran, dan uji perbedaan hasil pengukuran, jika pengukuran
dilakukan lebih dari seorang pengukur. (d) Pengukuran sampel sebaiknya
dilakukan sendiri atau oleh ahlinya jika mengunakan alat yang
membutuhkan penanganan ahlinya. (e) Lakukan 2-3 kali pengukuran untuk
masing-masing sampel yang diukur. (f) Tunjukkan hasil pengukuran (row
data) kepada pembimbing dan minta izin untuk melakukan tabulasi
data.
Tabulasi
dan analisis data penelitian: (a) Data mentah (row data)
disusun dalam satu tabel sesuai dengan variabel yang diteliti. (b)
Konsultasikan cara analisisnya kepada ahlinya, sebaiknya analisis
dilakukan menggunakan program komputer analisis statistik yang tepat.
Menyelesaikan
pembuatan skripsi: (a) Teruskan penulisan hasil dan pembahasan,
kesimpulan dan saran, dan konsultasikan lagi kepada kedua pembimbing.
(b) Jika semua konsultasi sudah dianggap selesai oleh kedua pembimbing,
lakukan penataan akhir. Susun sekripsi sesuai dengan susunan dan format
sekripsi yang lengkap, bisa mencontoh format skripsi terbaru yang sudah
jadi di perpustakaan. (c) Periksakan kepada pembimbing dan mintakan
tanda tangan, kemudian skripsi diperbanyak 3 kali, dijilid, disampul
sesuai dengan warna yang ditentukan oleh dosen kordinator skripsi. (d)
Lapor kepada kordinator skripsi, untuk ditentukan jadual ujian dan tim
pengujinya. Alokasikan waktu sekurang-kurangnya 3 hari untuk memberi
kesempatan kepada tim penguji membaca skripsi anda.
Persiapan
maju ujian: (a) Persiapan maju ujian pendadaran hampir sama dengan
persiapan seminar proporsal: siapkan berita acara minta ke pengajaran
dan ke koordinator skripsi, siapkan transparan presentasi untuk
presentasi selama 15 menit, dan baca ulang secara teliti, jika masih
diketemukan kesalahan bisa dibuatkan ralatnya dibagikan menjelang ujian
dimulai, periksa OHP sebelum ujian dimulai.
Perbaikan
skripsi setelah ujian: (a) Lakukan perbaikan setelah anda
dinyatakan selesai/lulus menempuh ujian. (b) Tunjukkan perbaikan yang
telah anda lakukan dengan menunjukkan koreksi yang diberikan pada waktu
ujian.
Cetak,
penggandaan dan penjilidan skripsi serta daftar wisuda: (a) Cetak dan
gandakan skripsi anda sebanyak yang dibutuhkan ( biasanya 5 eksemplar),
jilid dengan format dan warna sampul standard, tanyakan kepada
kordinator skripsi dan pengajaran kapan anda harus mendaftar wisuda
(sudah tentu jika anda tidak mempunyai tunggakan di bagian lain).
Saran:
(a) Adalah sangat keliru jika anda beranggapan bahwa mengerjakan
sekripsi lebih baik dilakukan nanti setelah semua mata kuliah dan
praktikum diselesaikan. Dosen pembimbing tidak akan bisa cepat-cepat
mengoreksi tulisan anda. Anda akan merasa sangat lama menunggu karena
tidak ada lagi pekerjaan lainnya. Waktunya menjadi tidak efisien. (b)
Kerjakan skripsi bersamaan dengan mengerjakan pekerjaan dan praktikum
lainnya. Sediakan waktu khusus 3 jam per perminggu untuk memikirkandan
mengerjakan skripsi. (c) Siapkan satu bab dalam jangka waktu tertentu
misalnya satu minggu, kemudian ditumpuk pada kedua pembimbing, beri
waktu yang cukup kepada dosen untuk membacanya misalnya 1-2 minggu.
Selama menunggu kerjakan pekerjaan lainya. (d) Jika ada waktu senggang
yang panjang misalnya libur akhir semester, gunakan untuk menulis,
sekali tulis berurutan bab demi bab sampai selesai. Ini akan lebih
efisien, kemudian serahkan bab per bab kepada dosen pembimbing. (e)
Jangan menyerahkan tulisan secara keseluruhan sekali jadi, ini akan
dapat menimbulkan kecurigaan dosen bahwa anda mencontek skripsi yang
sudah jadi. Tunjukkan proses dalam pembuatan skripsi.
F.
Penulisan Tesis
Tesis
berbeda dengan skripsi dalam suatu hal yang amat penting. Jika skripsi
tidak ditujukan untuk memecahkan masalah, inaka tesis justru bermaksud
untuk memecahkan masalah itu. Perbedaan ini amat fundamentil. Akan
tetapi persamaannya akan tampak dalam beberapa hal seperti berikut ini:
(1) Baik skripsi maupun tesis berdasarkan laporan kenyataan peristiwa
yang sah dan sistimatis, (2) Baik skripsi maupun tesis mengemukakan
masalah yang harus benar dan memenuhi syarat-syarat untuk suatu masalah,
(3) Baik skripsi maupun tesis terikat kepada sistimatika formil, (4)
Baik skripsi maupun tesis harus tunduk kepada hukum-hukum dan azas-azas
logika ilmiah, (5) Baik skripsi maupun tesis harus berdasarkan dan
melalui metodologi yang benar.13
Kelima
persamaan, dan juga karakteristik, dari skripsi memperlihatkan bahwa
dalam hal-hal itu nilai skripsi tidak kalah dalamnya dengan tesis. Akan
tetapi di samping persamaan yang telah dikemukakan di atas, antara tesis
dan skripsi terdapat perbedaan-perbedaan. Perbedaan-perbedaan yang
terpenting antara tesis dan skripsi: (1) Tesis bermaksud dan didorong
oleh tujuan untuk memecahkan persoalan yang dikemukakannya, sedangkan
skripsi tidak berdasarkan tujuan untuk memecahkan masalah itu; (2)
Analisa yang terdapat di dalam karangan tesis bertujuan untuk mengambil
kesimpulan dalam bentuk dalil, generalisasi, hukum, atau tesis,
sedangkan skripsi tidak bermaksud untuk menyusun dalil, generalisasi,
hukum, atau tesis; (3) Tinjauan atau wawasan tesis adalah lebih luas
dari pada skripsi.
Materi
tesis diisi dengan dasar-dasar teoritis yang erat hubungannya (langsung
dan sebagai pendukung) térhadap judul tesis. Selanjutnya hal itu dapat
dielaborasi dengan laporan riset dan analisa terhadap tujuan yang
diselidiki dalam hubungannya dengan hipotesa yang sejalan dengan proses
pembuktian. Data yang dapat dikumpulkan, dianalisa dan diinterpretasi.
Dalam hal ini’ tesis berbeda dengan laporan. Lain dari itu tesis harus
memiliki masalah yang jelas yang akan ditangani’penulis karangan tesis
itu. Masalah harus dicari, diidentifikasi dan dirumuskan dengan tepat.
Karena tesis itu mengemukakan masalah, maka tesis tersebut harus
memiliki peralatan yang cocok untuk menunjang pemecahan masalah itu.
Dalam
menghadapi masalah yang telah dirumuskan, karangan tesis mesti dapat
menganalisanya dengan peralatan logika. Tesis dikemukakan dengan suatu
metode dan sistimatika tertentu. Karena nilai tesis itu terletak dalam
perumusah kesimpulan, maka kesimpulan yang diperolehnya harus didasarkan
kepada pembuktian-pembuktian yang tidak mungkin dibantah kebenaran-nya.
Untuk mencapai kesimpulan ini dapat dimulai dengan metode induktif,
yaitu dengan melalui penuturan deskriptif dan analisa. Atau dapat pula
‘dengan metode deduktif, yaitu dimulai dengan dalil-dalil yang umum atau
generalisasi substantif.
Hakekat
tesis itu berdasaikan arti tesis yang sebenamya. Seperti kita ketahui,
istilah tesis dapat diartikan ke dalam dua pengertian: (1) Tesis
didefinisikan sebagai sebuah hipotesa, sebagai ketetapan atau pemyataan
yang dikembangkan dan dipertahankan, jika mungkin, oleh argumentasi.
Dari pandangan ini, sebuah tesis adalah percobaan pemecahan untuk
masalah; dan (2) Sebuah tesis didefinisikan sebagai karangan formil yang
fungsinya adalah untuk menyampaikan suatu argumen logis yang mendukung
suatu pandangan spesifik, terutama, suatu pemecahan untuk suatu masalah.
Seperti hipotesa yang dikemukakannya, argumentasi yang disampaikan itu
haruslah hasil pemikiran dan berdasarkan penyelidikan penulis sendiri.
G.
Penulisan Disertasi
Sebenamya
sebuah disertasi dan tesis itu adalah berasal dari “cabang” karangan
yang sama, tetapi dari “ranting” yang berbeda. Fungsi disertasi adalah
untuk menyelenggarakan suatu diskusi yang sistimatis tentang suatu
subyek atau pokok karangan. Ruang lingkupnya lebih luas dari pada tesis,
dan gaya formilnya tidak begitu kaku. Maksud sebuah disertasi adalah
untuk mengemukakan suatu kritik, penjelasan, atau penjernihan. Yaitu
untuk mengemukakan suata pandangan yang merupakan dalil. Membuat
disertasi adalah untuk memperbincangkan, atau membantah, dengan cara
ilmu pengetahuan. Bertentangan dengan logika numgenai alasan atau
penalaran ilmiah formil di dalam tesis, penulis disertasi menangani
pokok atau subyek karangan kuranglebih bersifat didaktis. Ini jangan
diartikan bahwa disertasi itu tidak berdasarkan penalaran atau logika
ilmiah.
Tesis
dan disertasi yang baik menunjukkan hasil dari penyelidikan
intelektuil. Dasar-dasar keduanya akan berdiri kukuh jika studi,
pemikiran, penyelidikan, renungan dan pengertian-tulah menghasilkan
hipotesa atau pemikiran yang dapat diselidiki. Seandainya penyelidik
melengkapkan dirinya dengan jaminan tentang kebenaran untuk penjernihan
dan pemecahan penyelidikan, maka tesis dan disertasi dapat disusun.
Suatu
tesis ditulis untuk mengukuhkan kebenaran suatu pemecahan terhadap
masalah, dengan argumentasi yang formil dan logis dalam pembuktian.
Esensi sebuah tesis adalah analisa konseptuil atau empiris, deduksi dan
kesimpulan. Sebuah disertasi sedikit banyak adalàh karangan formil dalam
analisa, interpretasi, penilaian, dan penjelasan pokok, subyek, atau
ilmu pengetahuan atau pendapat. la dapat bermaksud untuk menjernihkan
ilmu pengetahuan atau menentukan pendapat. Sebuah disertasi dapat
berbentuk kritik, nórmatif, dugaan, atau bahkan spekulatif. Membuat
sebuah disertasi berarti menghubungkan suatu proses tentang argumentasi
dari premise kepada kesimpulan.
Penulis
disertasi dapat menggunakan premise yang diambil dari pemikiran logis
yang tidak memiliki dasar empiris.16 Di dalam kata pengantar buku
disertasi, Risk, Uncertainty and Profit, tulisan Frank H.
Knight, yang mendapat hadiah disertasi doktoral, terdapat ucapan:
“Adalah, sedikit yang secara fundamentil baru di dalam buku ini. la
menggambarkan suatu percobaan untuk menyata-kan prinsip-prinsip esensiil
dari doktrin ekonomi konvensionil lebih tepat, dan untuk menunjukkan
implikasi-implikasinya-lebih jelas, dari pada yang telah dikerjakan
sebelumnya. Yaitu obyeknya adalah penjernihan, bukan pembehtukan
kembali; ia adalah suatu studi dalam “teori murni”. Àdalah tidak tepat
jika’di dalam tesis, penulis yang bersangkutan, mengadakan spekulasi
bahwa dalam suatu saat per-ekonomian liberalistis akan mendekati
perekonomian sosialistis dan sebaliknya perekonomian sosialistis akan
mendekati perekonomian liberalistis. Tetapi sebuah disertasi dapat
mendiskusikan suatu spekulasi tentang pertanyaan apakah perekonomian
liberalistis dan perekonomian sosialistis akan saling mendekat. Dalam
diskusi itu ia dapat mengemukakan argumentasi yang timbul dari segala
bukti yang ada dalam segala aspek. Ia dapat sampai kepada kesimpulan
yang definitif melalui proses penalaran dan logika yang datang dari
premise Perbedaan antara tesis dan disertasi bukan terletak pada jenis
karangan tetapi pada tingkat yang perlu dicapai. Perbedaan itu akan
tampak pula dalam hasil yang dicapãi oleh tesis dan skripsi, seperti
halnya hasil yang perlu dicapai oleh laporan dan skripsi. Laporan,
skripsi, tesis dan disertasi mempunyai karakteristik yang berbeda karena
yang kemudian adalah lebih jauh dan yang sebelumnya. Tetapi semua
bentuk karangan atau tuliSan itu adalah tetap harus mempertahankan
kebenaran di atas segala-galanya.
0 komentar:
Posting Komentar