Tampilkan postingan dengan label Bahasa Indonesia. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Bahasa Indonesia. Tampilkan semua postingan

Senin, 28 Maret 2011

latar/setting

PENGERTIAN DAN MACAM LATAR / SETTING

Pengertian Latar
1.    Tempat waktu ataupun suasana terjadinya peristiwa yang dialami dalam cerpen tersebut.
(http://mystorydno.blogspot.com/2009/02/d-latarsetting.html)
2.    Sebagai landasan tumpu, menyaran pada pengertian tempat, hubungan waktu, dan lingkungan sosial tempat terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan. (Abrams, 1981:175).
3.    Latar merupakan background sebuah cerita, tempat kejadian, daerah penuturan atau wilayah yang melingkupi sebuah cerita.
(http://www.noviasyahidah.com/hanya-teori-kepenulisan-latar-setting)
4.    Tempat, waktu , suasana yang terdapat dalam cerita. Sebuah cerita harus jelas dimana berlangsungnya, kapan terjadi dan suasana serta keadaan ketika cerita berlangsung.
(http://www.crayonpedia.org/mw/Menjelaskan_Unsur_-_Unsur_Intrinsik_Cerpen_12.1)
5.    Tempat dan waktu (di mana dan kapan) suatu ceritera terjadi. Yang harus diperhatikan dalam latar adalah tidak hanya segi fisik dari latar itu. Latar sebenarnya memberikan informasi yang sangat penting tentang keadaan masyarakat dimana ceritera itu terjadi pada waktu itu.
(http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20080531085038AARSBiq)
6.    Segala keterangan, petunjuk, pengacuan yang berkaitan dengan waktu, ruang, suasana, dan situasi terjadinya peristiwa dalam cerita. (Abdurrosyid, 2009)

Macam-macam Latar
1. Latar Tempat
Latar tempat menggambarkan lokasi terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam sebuah cerita. Penggambaran latar tempat ini hendaklah tidak bertentangan dengan realita tempat yang bersangkutan, hingga pembaca (terutama yang mengenal tempat tersebut) menjadi tidak yakin dengan apa yang kita sampaikan.
2. Latar Waktu
Latar Waktu menggambarkan kapan sebuah peristiwa itu terjadi. Dalam sebuah cerita sejarah, hal ini penting diperhatikan. Sebab waktu yang tidak konsisten akan menyebabkan rancunya sejarah itu sendiri. Latar waktu juga meliputi lamanya proses penceritaan
3. Latar Sosial
Latar sosial mencakup hal-hal yang berhubungan dengan kondisi tokoh atau masyarakat yang diceritakan dalam sebuah cerita. Termasuk di dalamnya adat istiadat, keyakinan, perilaku, budaya, dan sebagainya. Latar sosial sangat penting diketahui secara benar sebagaimana latar tempat, sebab hal ini berkaitan erat dengan nama, bahasa dan status tokoh dalam cerita.
4. Latar Emosional
Latar emosional lebih sering muncul saat membangun konflik, hingga ia memiliki peran yang sangat penting dalam sebuah cerita. Ada cerita yang secara keseluruhan hanya bercerita tentang konflik emosi seorang tokoh, hingga latar cerita pun total berupa emosi. Latar emosi ini biasanya terbaca melalui dialog-dialog, perenungan dan kecamuk perasaan si Tokoh.
Baca Selengkapnya - latar/setting

Pengertian Tokoh dan Penokohan


Pengertian Tokoh dan Penokohan



Tokoh ialah pelaku dalam karya sastra. Dalam karya sastra biasanya ada beberapa tokoh, namun biasanya hanya ada satu tokoh utama. Tokoh utama ialah tokoh yang sangat penting dalam mengambil peranan dalam karya sastra. Dua jenis tokoh adalah tokoh datar (flash character) dan tokoh bulat (round character).
Tokoh datar ialah tokoh yang hanya menunjukkan satu segi, misalny6a baik saja atau buruk saja. Sejak awal sampai akhir cerita tokoh yang jahat akan tetap jahat. Tokoh bulat adalah tokoh yang menunjukkan berbagai segi baik buruknya, kelebihan dan kelemahannya. Jadi ada perkembangan yang terjadi pada tokoh ini. Dari segi kejiwaan dikenal ada tokoh introvert dan ekstrovert. Tokoh introvert ialah pribadi tokoh tersebut yang ditentukan oleh ketidaksadarannya. Tokoh ekstrovert ialah pribadi tokoh tersebut yang ditentukan oleh kesadarannya. Dalam karya sastra dikenal pula tokoh protagonis dan antagonis. Protagonis ialah tokoh yang disukai pembaca atau penikmat sastra karena sifat-sifatnya. Antagonis ialah tokoh yang tidak disukai pembaca atau penikmat sastra karena sifat-sifatnya.
Penokohan atau perwatakan ialah teknik atau cara-cara menampilkan tokoh. Ada beberapa cara menampilkan tokoh. Cara analitik, ialah cara penampilan tokoh secara langsung melalui uraian pengarang. Jadi pengarang menguraikan ciri-ciri tokoh tersebut secara langsung. Cara dramatik, ialah cara menampilkan tokoh tidak secara langsung tetapi melalui gambaran ucapan, perbuatan, dan komentar atau penilaian pelaku atau tokoh dalam suatu cerita.
Dialog ialah cakapan antara seorang tokoh dengan banyak tokoh.
Dualog ialah cakapan antara dua tokoh saja.
Monolog ialah cakapan batin terhadap kejadian lampau dan yang sedang terjadi.
Solilokui ialah bentuk cakapan batin terhadap peristiwa yang akan terjadi.
Baca Selengkapnya - Pengertian Tokoh dan Penokohan

notulen

Ringkasan ini diterjemahkan dari Contoh Notulen Rapat
 
CONTOH NOTULEN RAPAT

Hari/ Tanggal Rapat : Kamis,20 Januari 2011
Tempat : Ruang Rapat STIE Dharma Bharata Kendari
Presensi : Fajrin, Aji, Ivan, Ridwan, Raiza, Ryan
Agenda : Draft Materi
Hasil :
Materi yang harus diberikan :
1. All about HMIF.
Isi materi : 1. Tujuan HMIF
2. Norma & Etika kerja Himpunan
3. Perangkat2 teknis keorganisasian
- Struktur Internal
- atribut {logo, bendera, sejarah}
** Usulan metode :
- cerita (ceramah)
- quiz
- menulis apa yang didapat (berupa opini)
- eksplorasi
2. Pengenalan KM, HMD, Unit,
Isi materi : 1. Kedudukan antar organisasi di kampus
2. Kemahasiswaan di ITB
3. Kepedulian terhadap lingkungan ITB (non-apatis)
** Usulan metode :
- wawancara ke pejabat2 kampus
- ada pertanyaan standar dari kita
- semua harus berpartisipasi
- dari PSDM KM ada interaksi gabungan
3. Keprofesian Kontributif
Isi Materi : 1. Cerita Inspirating
2. Nilai2 kontributif
** Usulan metode :
- ngadain training ke SMA (materi yang gampang)
- makalah tentang informatika yang aplikatif dan kontributif
- ada batasan/alternatif topik
- pameran hasil IF-ITB yang berpotensi untuk kontributif
- dibuat tulisan opini tentang hasil karya tsb
4. Interpersonal skill (softskill)
Isi materi : 1. Public speaking
2. Team work/building
3. ESQ
- self management
- norma agama
4. Visi misi pribadi thd himpunan
5. Jiwa pembelajar
6. Manajemen waktu
7. Etika
- pergaulan milis (netiket)
** Usulan metode :
- Workshop
- Evaluasi/penjagaan oleh taplok
- Training
PR BAHASAN :
Materi yang mencakup :
1. Kebersamaan satu angkatan
2. Tanggung jawab + peduli terhadap HMIF (kader)
3. Usulan metode global
Baca Selengkapnya - notulen

Minggu, 27 Maret 2011

Diskusi dan Macamnya

Diskusi dan Macamnya

Diskusi dan Macamnya

Diskusi ditinjau dari tujuannya dibedakan menjadi : (1). The Social Problem Meeting, merupakan metode pembelajaran dengan tujuan berbincang-bincang menyelesaikan masalah sosial di lingkungan; (2). The Open ended Meeting, berbincang bincang mengenai masalah apa saja yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari dimana kita berada; (3). The Educational Diagnosis Meeting, berbincang-bincang mengenai tugas/pelajaran untuk saling mengoreksi pemahaman agar lebih baik.

Ditinjau dari Bentuknya, dibedakan menjadi :
1. Whole Group, merupakan bentuk diskusi kelompok besar (pleno, klasikal,paripurna dsb.)

2. Buz Group, merupakan diskusi kelompok kecil yang terdiri dari (4-5) orang.

3. Panel, merupakan diskusi kelompok kecil (3-6) orang yang mendiskusikan objek tertentu dengan cara duduk melingkar yang dipimpin oleh seorang moderator. Jika dalam diskusi tersebut melibatkan partisipasi audience/pengunjung disebut panel forum.

4. Syndicate Group, merupakan bentuk diskusi dengan cara membagi kelas menjadi beberapa kelompok kecil yang terdiri dari (3-6) orang yang masing-masing melakukan tugas-tugas yang berbeda.

5. Brainstorming, merupakan diskusi iuran pendapat, yakni kelompok menyumbangkan ide baru tanpa dinilai, dikritik, dianalisis yang dilaksanakan
dengan cepat (waktu pendek).

6. Simposium, merupakan bentuk diskusi yang dilaksanakan dengan membahas berbagai aspek dengan subjek tertentu. Dalam kegiatan ini
sering menggunakan sidang paralel, karena ada beberapa orang penyaji. Setiap penyaji menyajikan karyanya dalam waktu 5-20 menit diikuti dengan sanggahan dan pertanyaan dari audience/peserta. Bahasan dan sanggahan dirumuskan oleh panitia sebagai hasil simposium. Jika simposium melibatkan partisipasi aktif pengunjung disebut simposium forum. 7. Colloqium, strategi diskusi yang dilakukan dengan melibatkan satu atau beberapa nara sumber (manusia sumber) yang berusaha menjawab pertanyaan dari audience. Audience menginterview nara sumber selanjutnya diteruskan dengan mengundang pertanyaan dari peserta (audience) lain Topik dalam diskusi ini adalah topik baru sehingga tujuan utama dari diskusi ini adalah ingin memperoleh informasi dari tangan pertama.

8. Informal Debate, merupakan diskusi dengan cara membagi kelas menjadi 2 kelompok yang pro dan kontra yang dalam diskusi ini diikuti dengan
tangkisan dengan tata tertib yang longgar agar diperoleh kajian yang dimensi dan kedalamannya tinggi. Selanjutnya bila penyelesaian masalah tersebut dilakukan secara sistematis disebut diskusi informal. Adapun langkah dalam diskusi informal adalah : (1). menyampaikan problema; (2). pengumpulan data; (3). alternatif penyelesaian; (4). memlilih cara penyelesaian yang terbaik.

9. Fish Bowl, merupakan diskuasi dengan beberapa orang peserta dipimpin oleh seorang  ketua mengadakan diskusi untuk mengambil keputusan. Diskusi model ini biasanya diatur dengan tempat duduk melingkar dengan 2 atau 3 kursi kosong menghadap  peserta diskusi. Kelompok pendengar duduk mengelilingi kelompok diskusi sehingga  seolah-olah peserta melihat ikan dalam mangkok.

10. Seminar, merupakan kegiatan diskusi yang banyak dilakukan dalam pembelajaran. Seminar pada umumnya merupakan pertemuan untuk
membahas masalah tertentu dengan prasaran serta tanggapan melalui diskusi dan pengkajian untuk mendapatkan suatu konsensus/keputusan
bersama. Masalah yang dibahas pada umumnya terbatas dan spesifik/tertentu, bersifat ilmiah dan subject approach.

11. Lokakarya/widya karya, merupakan pengkajian masalah tertentu melalui pertemuan dengan penyajian prasaran dan tanggapan serta diskusi secara teknis mendalam. Dalam diskusi ini bila perlu diikuti dengan demonstrasi/peragaan masalah tersebut. Peserta lokakarya pada umumnya
para ahli. Tujuannya mendapatkan konsensus/keputusuan bersama mengenai masalah tersebut. Telaahnya : Subject matter approach.
Baca Selengkapnya - Diskusi dan Macamnya

Notulen

NOTULEN
1. Pengertian
Notulen adalah Naskah Dinas yang memuat catatan jalannya kegiatan sidang, rapat, mulai dari acara pembukaan, pembahasan masalah sampai dengan pengambilan peraturan serta penutupan.
2. Susunan
Notulen terdiri atas :
a. Kepala Notulen;
b. Isi Notulen;
c. Bagian Akhir Notulen.
Ad.a. Kepala Notulen terdiri atas “Notulen”.
Keterangan tentang notulen sidang/rapat terdiri atas :
1. Nama sidang/rapat.
2. Hari, Tanggal.
3. Jam sidang/rapat.
4. Tempat.
5. Acara.
6. Pimpinan Sidang.
7. Ketua/Wakil Ketua.
8. Sekretaris.
9. Pencatat.
10. Peserta sidang/rapat.
Ad.b. Isi notulen terdiri dari :
1) Kata pembukaan.
2) Pembahasan.
3) Pembacaan Keputusan.
4) Jam Penutupan.
Ad.c. Bagian akhir Notulen terdiri atas :
1) Nama jabatan.
2) Tanda tangan.
3) Nama pejabat, pangkat dan NIP.
3. Penandatanganan
a. Notulen yang ditandatangani oleh pejabat dilingkungan Sekretariat Daerah dibuat diatas kertas ukuran folio dengan menggunakan Kop Naskah Dinas Sekretariat Daerah.
b. Notulen yang tandatangani oleh Pejabat dilingkungan satuan organisasi dibuat diatas kertas ukuran folio, dengan menggunakan Kop Naskah Dinas Satuan Organisasi yang bersangkutan.
c. Notulen ditandatangani oleh :
1) Ketua/Wakil Ketua;
2) Sekretaris;
3) Pencatat yang ditunjuk.
` 4. Bentuk/model Naskah Dinas Notulen, sebagaimana tertera pada halaman berikut :

NOTULEN
SIDANG/RAPAT : Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
Hari/Tanggal : Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
Jam Panggilan : Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
Jam sidang/rapat : Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
Acara : 1. Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
2. dst mmmmmmmmmmmmmmmmmmm
3. Penutup…………………………………
PIMPINAN SIDANG/RAPAT
Ketua : Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
Sekretaris : Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
Pencatat : Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
Peserta sidang/rapat : 1. Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
2. dst.
KEGIATAN SIDANG/RAPAT : 1. Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
2. dst.
1. Kata Pembukaan : Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
2. Pembahasan : Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
3. Keputusan : Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
PIMPINAN SIDANG,
NAMA JELAS
Pangkat ……….........
NIP. ……………....................

NOTULEN
SIDANG/RAPAT : Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
Hari/Tanggal : Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
Jam Panggilan : Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
Jam sidang/rapat : Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
Acara : 1. Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
2. dst mmmmmmmmmmmmmmmmmmm
3. Penutup…………………………………
PIMPINAN SIDANG/RAPAT
Ketua : Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
Sekretaris : Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
Pencatat : Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
Peserta sidang/rapat : 1. Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
2. dst.
KEGIATAN SIDANG/RAPAT : 1. Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
2. dst.
1. Kata Pembukaan : Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
2. Pembahasan : Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
3. Keputusan : Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
PIMPINAN SIDANG,
NAMA JELAS
Baca Selengkapnya - Notulen

Sabtu, 26 Maret 2011

Cara membaca cepat

Membaca cepat adalah kecakapan membaca dan memahami teks dalam tingkatan tinggi.
Rata-rata orang dengan pendidikan setingkat sekolah tinggi membaca sekitar 300 kata per menit, berarti bahan itu tidaklah bersifat teknis. Di sisi lain, pembaca cepat dapat membaca lebih dari 1000 kata per menit.
Pengukuran membaca cepat baru sangat berarti bila digabungkan dengan informasi seberapa tinggi pemahaman teks itu oleh pembacanya. Diketahui bahwa orang dengan kemampuan membaca cepat yang lebih tinggi juga memiliki pemahaman yang lebih tinggi. Malahan yang mengejutkan, seseorang biasanya memperbaiki pemahamannya seiring dengan kemampuan membaca cepatnya.
Ada beberapa faktor yang menghambat membaca cepat:


  1. Kosakata yang kurang
  2. Regresi - membaca kembali bahan yang sama secara berulang
  3. Subvokalisasi - melafalkan kata di pikiran ketika membacanya
  4. Persepsi yang salah - bisa karena gerakan mata yang salah atau masa persepsi yang lambat
Kebanyakan pembaca sambil lalu dapat meningkatkan keterampilan membacanya 2-3 kali dengan mempraktekkan membaca cepat.
Baca Selengkapnya - Cara membaca cepat

Karya Ilmiah

Pengertian Karya Ilmiah
A. Pengertian dari Ahli Bahasa
Karya Ilmiah terbagi atas karangan ilmiah dan laporan ilmiah. Karangan ilmiah adalah salah satu jenis karangan yang berisi serangkaian hasil pemikiran yang diperoleh sesuai dengan sifat keilmuannya. Suatu karangan dari hasil penelitian, pengamatan, ataupun peninjauan dikatakan ilmiah jika memenuhi syarat sebagai berikut :
1. Penulisannya berdasarkan hasil penelitian
2. Pembahasan masalahnya objektif sesuai dengan fakta
3. Karangan itu mengandung masalah yang sedang dicarikan pemecahannya
4. Baik dalam penyajian maupun dalam pemecahan masalah digunakan metode tertentu
5. Bahasanya harus lengkap, terperinci, teratur, dan cermat
6. Bahasa yang digunakan hendaklah benar, jelas, ringkas, dan tepat sehingga tidak terbuka kemungkinan bagi pembaca untuk salah tafsir.
Laporan ialah suatu wahana penyampaian berita, informasi, pengetahuan, atau gagasan dari seseorang kepada orang lain. Laporan ini dapat berbentuk lisan dan dapat berbentuk tulisan. Laporan yang disampaikan secara tertulis merupakan suatu karangan. Jika laporan ini berisi serangkaian hasil pemikiran yang diperoleh dari hasil penelitian, pengamatan ataupun peninjauan, maka laporan ini termasuk jenis karangan ilmiah. Dengan kata lain, laporan ilmiah ialah sejenis karangan ilmiah yang mengupas masalah ilmu pengetahuan dan teknologi yang sengaja disusun untuk disampaikan kepada orang-orang tertentu dan dalam kesempatan tertentu.
B. Kombinasi Pengertian Hand Out dan Ahli Bahasa/ Analisis Pribadi
Karya ilmiah adalah salah satu jenis karangan ataupun laporan yang berisi serangkaian hasil pemikiran, pengamatan, peninjauan, penelitian dalam bidang tertentu, sebagai wahana penyampaian berita, informasi, pengetahuan, atau gagasan dari seseorang kepada orang lain, yang disusun menurut metode tertentu dengan sistematika penulisan yang bersantun bahasa, sesuai dengan sifat keilmuannya, dan isinya dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya atau keilmiahannya.
Suatu karya dapat dikatakan ilmiah jika memenuhi syarat sebagai berikut :
  1. Penulisannya berdasarkan hasil penelitian, disertai pemecahannya
2. Pembahasan masalah yang dikemukakan harus obyektif sesuai realita/ fakta
  1. Tulisan harus lengkap dan jelas sesuai dengan kaidah bahasa, Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan (EYD), serta Pedoman Umum Pembentukan Istilah (PUPI)
  2. Tulisan disusun dengan metode tertentu
  3. Tulisan disusun menurut sistem tertentu
  4. Bahasanya harus lengkap, terperinci, teratur, ringkas, tepat, dan cermat sehingga tidak terbuka kemungkinan adanya ambiguitas, ketaksaan, maupun kerancuan.
C. Contoh-contoh Judul Karya Ilmiah
Fera Noviati. 2004. Upaya Pemanfaatan Tongkol Jagung sebagai Sumber Serat dalam Pelet Ransum Komplit untuk Domba. Skripsi.
Muslih Al Ma'arif. 2004. Efek Penambahan Jamu Nature Lay dalam Ransum terhadap Kadar Amonia Manur Ayam Petelur. Skripsi.
Hilda Sari Byryl Fitria.2004. Pemanfaatan Mulsa Chromolaena odorata untuk Meningkatkan Pertumbuhan dan Produksi Leguminosa serta Aktivitas Cendawan Mikoriza Arbuskula.
Riska Miasari. 2004. Pemanfaatan Tandan Kosong Kelapa Sawit Sebagai Bahan Baku Wafer Ransum Komplit Pakan Domba.
Yayah B. Lumintang. 1980. Pola Kalimat Ragam Bahasa Indonesia Tulis Fungsional.
William Labov. 1968. “The Reflection of Social Processes in Linguistics Structures”. Dalam J.A. Fishman. Editor. Reading in the Sociology of Language.
Analisis Tata Tingkat Unit Bahasa
Struktur Hirarkhi Bahasa Indonesia
1. Fonem
Adalah kesatuan bunyi yang terkecil, yang membedakan makna bunyi bahasa dalam bidang fonemik/ dasar-dasar fonologi.
Contoh:
lusa : rusa, lebah : rebah, lawan : rawan, bala : bara, para : pala, sangkal : sangkar, dan bantar : bantal, dan seterusnya.
Fonem dibedakan menjadi 2 yaitu:
  1. Fonem Vokal
1. vokal tunggal (contoh: a, i, e, u, o)
2. vokal rangkap/diftong (contoh: ai, au, oi)
  1. Fonem Konsonan
1. nasal : m, nm, ny, ng (bila keluar melalui rongga hidung)
1. oral : b, c, d, f, g, dst. (kecuali vocal: keluar melalui rongga mulut).
2. Morfem
Merupakan satuan terkecil, atau satuan gramatikal terkecil dari kesatuan pembetukan kata dan dapat dibedakan artinya.
Identifikasi Morfem:
  1. Morfem Bebas dan Morfem Terikat
Morfem bebas adalah morfem yang tanpa kehadiran morfem lain dapat muncul dalam ujaran. Contoh: pukul, ambil, potong, gali, dll.
Morfem terikat adalah morfem yang tanpa digabung dulu dengan morfem lain tidak dapat muncul dalam ujaran. Semua imbuhan (afiks) dalam bahasa Indonesia adalah morfem terikat. Contoh: duduklah, bergabung, menyanyi, terbawa, dll
  1. Morfem Utuh dan Morfem Terbagi
Klasifikasi morfem atas morfem utuh dan morfem terbagi berdasarkan bentuk formal yang dimiliki morfem tersebut, yaitu apakah merupakan satu kesatuan yang utuh atau merupakan dua bagian yang terpisah atau terbagi, karena disisipi morfem yang lain. Contoh morfem utuh, seperti (meja), (kursi), (laut), dan (pensil). Begitu juga dengan sebagian morfem terikat, seperti (ter-), (ber-), (henti), dan (juang). Sedangkan morfem terbagi adalah sebuah morfem yang terdiri dari dua bagian yang terpisah, satu di awal dan satu di belakang. Contoh: kata perbaikan, terdiri dari satu morfem utuh, yaitu (baik) dan satu morfem terbagi, yaitu (per-/-an).
  1. Morfem Bermakna Leksikal dan Morfem tidak Bermakna Leksikal
Morfem bermakna leksikal adalah morfem-morfem yang secara inhern telah memiliki makna pada dirinya sendiri tanpa perlu berproses dulu dengan morfem lain. Contoh: kolam, pasang, marah, dll. Adapun morfem tidak bermakna leksikal adalah morfem yang tidak mempunyai makna apa-apa pada dirinya sendiri. Morfem ini baru mempunyai makna dalam gabungannya dengan bentuk lain dalam ujaran. Contohnya: (ber-), (me-), dan (ter-).
3. Kata
Merupakan kumpulan bunyi ujaran atau satuan bahasa yang memiliki satu pengertian, mengandung arti, atau dalam bahasa tulis, kata dinyatakan sebagai susunan huruf-huruf yang mempunyai arti yang jelas (huruf konsonan dan vokal).
Jenis-jenis kata: kata benda (nomina), bilangan (numeralia), depan (preposisi), ganti (pronomina), sifat (adjektiva), kerja (verba), keterangan (adverbia), sandang, sambung (konjungsi), dan seru.
4. Frasa
Adalah suatu konstruksi atau satuan gramatikal yang terdiri dari dua kata atau lebih, yang tidak berciri klausa dan yang pada umumnya menjadi pembentuk klausa. Frase juga berperan mengisi fungsi sintaksis, baik sebagai subjek, predikat, objek maupun keterangan.
Contoh: mahasiswa UNY, kemarin petang, bakti sosial, sudah datang, dll.
5. Klausa
Adalah satuan gramatikal yang disusun oleh kata dan atau frase, dan mempunyai satu predikat. Atau dapat dikatakan frase adalah gabungan dua kata atau lebih yang memiliki struktur sekurang-kurangnya terdiri dari subjek dan predikat dan mempunyai potensi menjadi kalimat. Predikat dapat berwujud nomina, verba, adjektiva, numeralia, pronomina, atau frase preposisional.
Contoh: Tanaman itu subur.
6. Kalimat
Adalah satuan bahasa yang secara relatif dapat berdiri sendiri, mempunyai intonasi final, dan secara aktual maupun potensial terdiri dari klausa (minimal ada unsur subjek dan predikat). Dalam ragam tulis kalimat itu sebagian besar ditandai oleh huruf kapital di awalnya dan tanda akhir seperti titik, tanda tanya, tanda seru, dsb.
Contoh: - Mereka menikah kemarin.
- Mengapa dia terlambat?
Jenis-jenis kalimat yaitu: kalimat langsung, tidak langsung, verbal, nominal, tanya, berita, perintah, ajakan, permintaan, pengharapan, aktif dan pasif.
7. Paragraf
Merupakan sebuah unit bacaan (bisa terbangun dari satu, dua, tiga kalimat dan seterusnya) yang pada umumnya mengemukakan sebuah pikiran atau gagasan saja, serta tersusun secara runtut, logis, lengkap, utuh dan padu. Paragraf terdiri atas sejumlah kalimat yang mengungkapkan satuan informasi dengan satu pikiran utama atau gagasan pokok sebagai intinya.
Macam-macam Paragraf
  1. Paragraf deduktif
Paragraf yang dimulai dengan mengemukakan persoalan pokok atau kalimat topik kemudian diikuti dengan kalimat-kalimat penjelas. dari hal-hal yang bersifat umum ke hal yang lebih khusus. Gagasan utama/pikiran utama terletak pada kalimat pertama dalam suatu paragraf.
Contoh:
Indonesia dikenal sebagai negara maritim. Oleh sebab itu, Indonesia kaya akan hasil laut, antara lain ikan dan mutiara. Selain itu, Indonesia juga kaya akan objek wisata maritim.
  1. Paragraf Induktif
Paragraf yang dimulai dengan mengemukakan penjelasan-penjelasan kemudian diakhiri dengan kalimat topik. Dari hal-hal yang bersifat khusus ke hal yang lebih umum. Gagasan utama/pikiran utama terletak pada kalimat terakhir dalam suatu paragraf.
Contoh:
Semua orang menyadari bahwa bahasa merupakan sarana pengembangan budaya. Tanpa bahasa, sendi-sendi kehidupan akan lemah. Komunikasi tidak lancar. Informasi tersendat-sendat. Memang bahasa alat komunikasi yang penting, efektif, dan efisien
  1. Paragraf Campuran/ kombinasi
Paragraf yang dimulai dengan mengemukakan persoalan pokok atau kalimat topik kemudian diikuti kalimat-kalimat penjelas dan diakhiri dengan kalimat topik. Kalimat topik yang ada pada akhir paragraf merupakan penegasan dari awal paragraf.
Contoh:
Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak dapat dilepaskan dari komunikasi. Kegiatan apa pun yang dilakukan manusia pasti menggunakan sarana komunikasi, baik sarana komunikasi yang sederhana maupun yang modern. Kebudayaan dan peradaban manusia tidak akan bisa maju seperti sekarang ini tanpa adanya sarana komunikasi.
Berdasarkan sifat dan tujuannya, ada lima jenis paragraf yaitu deskripsi, narasi, argumentasi (alasan), persuasi (ajakan), dan eksposisi (memaparkan).
8. Wacana (Discourse)
Adalah ‘kesatuan makna (sematis) antarbagian di dalam suatu bangun bahasa’. Sebagai kesatuan makna, wacana dilihat sebagai bangun bahasa yang utuh karena setiap bagian di dalam wacana itu berhubungan secara padu. Di samping itu, wacana juga terikat pada konteks.
Berdasarkan saluran komunikasi, wacana dibedakan menjadi wacana lisan dan wacana tertulis. Menurut Leech (1974), wacana dapat diklasifikasikan atas:
v wacana ekspresif, apabila wacana itu bersumber pada gagasan penutur atau penulis sebagai sarana ekspresi, seperti wacana pidato;
v wacana fatis, apabila wacana itu bersumber pada saluran untuk memperlancar komunikasi, seperti wacana perkenalan pada pesta;
v wacana informasional, apabila wacana itu bersumber pada pesan atau informasi, seperti wacana berita dalam media massa;
v wacana estetik, apabila wacana itu bersumber pada pesan dengan tekanan keindahan pesan, seperti wacana puisi dan lagu;
v wacana direktif, apabila wacana itu diarahkan pada tindakan atau reaksi dari mitra tutur atau pembaca, seperti wacana khotbah.
Struktur wacana yang utuh terdiri atas bagian awal, tubuh wacana dan bagian akhir.
Secara garis besar struktur wacana terdiri dari:
1. pendahuluan/pembuka
2. isi
3. penutup
Kerangka Wacana
Penataan ide di dalam kerangka di susun dengan pola berikut ini:
1. Kronologis
2. Perbandingan/ Pertantangan
3. Topikal (membagai topik menjadi sub-subtopik)
4. Solusi
5. Opini alasan
6. Sebab akibat
Contoh Kerangka Wacana
Topik: Arti Sebuah Keyakinan dalam Kehidupan
1. Percaya 100% tanpa ada keraguan
1.1 meyakini dalam hati, berikrar, serta bertindak
1.2 mengingkari dengan yang tidak diyakini
2. Mengikuti, mentaati
2.1 bertindak sesuai keyakinan
2.2 melaksanakan konsekuensi keyakinan
2.2 meninggalkan yang bertentangan dengan yang diyakini
3. Bergerak
3.1 senantiasa menuntut ilmu
3.2 berjuang demi membela keyakinan
3.3 meningkatkan kualitas diri
4. Sesuai arah, petunjuk/ guideline
4.1 menjaga keistiqomahan keyakinan
4.2 berhati-hati dalam bertindak.
Baca Selengkapnya - Karya Ilmiah
 
Copyright (c) 2010 DhyaH254_CoffeeStarlite UnderNight and Powered by Blogger.