Minggu, 27 Maret 2011

Perilaku menghargai karya orang lain

Menghargai Orang Lain


Itu judul talk show yang hari ini saya hadiri. Talkshow ini diadakan di Sekolah Global Jaya, dan mengangkat topik bagaimana kita sebagai orang tua bisa mengajarkan anak-anak kita untuk bisa menghargai orang lain. Menghargai orang lain, sebagai salah satu unsur kecerdasan moral adalah elemen yang penting untuk kita tanamkan sejak dini. Dengan bisa menghargai orang lain, kita bisa menjadi insan yang lebih baik dan terpuji.

Dibuka dengan sebuah cerita, dimana ada seorang perempuan yang sedang menunggu untuk masuk ke pesawat. Untuk menghabiskan waktu, ia membeli sebuah buku novel dan sebungkus kue. Setelah itu ia pun menunggu di sebuah lounge dan ada seorang laki-laki duduk di sebelahnya sambil membaca majalah. Bungkusan kue yang sama dengan yang dibeli perempuan itu tergeletak di antara keduanya. Saat si perempuan mengambil sebuah kue dari bungkusan tersebut, laki-laki tersebut pun mengambil sebuah kue. Perempuan itu pun terkejut dan berpikir dalam hati “Kurang ajar, kenapa ia ambil kue saya?”. Kejadian itu pun berulang,hingga akhirnya tersisa sebuah kue. Perempuan itu pun tidak mengatakan apa-apa karena ia tidak mau mencari keributan di tempat umum. Ia menunggu, apa yang akan laki-laki tersebut akan lakukan dengan kur tersebut. Ternyata laki-laki tersebut mengambil kue yang tinggal satu itu dan membagi dua kue tersebut. Setengah kue itu dimakannya, dan setengah lagi diberikan kepada perempuan tersebut. Perempuan itu pun berang, dan akhirnya meninggalkan lounge tersebut untuk segera masuk ke pesawat. Sesampainya di pesawat, perempuan itu membuka tas tangannya, dan apa yang ia temukan? Sebungkus kue yang dibelinya! Ternyata, kue yang dimakannya di ruang tunggu adalah milik laki-laki tersebut, dan laki-laki tersebut pun tidak marah sama sekali saat ia memakan kuenya, malahan berbagi kue dengannya. Ia pun merasa sangat bersalah, namun, sudah terlambat. Tiada lagi kesempatan untuk bisa meminta maaf, yang ada hanya penyesalan yang amat mendalam.
Aahh…membaca cerita itu membuat kita membuka mata, bagaimana perkataan atau sikap kita terhadap orang lain, tidak dapat diulang kembali. Segala perkataan yang kita katakan kepada orang-orang di sekitar kita, tidak bisa kita ulang lagi. Kita harus bisa lebih berhati-hati dan berpikiran jernih dalam bersikap. Tidak melulu memikirkan diri kita sendiri, melainkan harus bisa melihat dari sisi orang lain dan tidak gegabah dalam mengambil sikap hanya karena emosi. Empati kepada orang lain.
Sikap dan perilaku anak mencerminkan sikap dan perilaku orang tuanya. Apakah orang tuanya memberikan pendidikan moral yang baik kepada anak-anaknya, memberi contoh yang baik kepada anak-anaknya? Itu semua bisa terlihat dari perilaku dan sikap anak-anak kita.
Pendidikan moral saat ini sangat diperlukan oleh bangsa kita. Pendidikan moral bisa memelihara karakter yang baik, membentuk manusia cerdas moral yang tahu bagaimana berpikir dan bertindak dengna benar. Yang lebih penting lagi, bisa melindungi diri sendiri dari segala pengaruh buruk yang ada di lingkungan sekitar, dan bisa menjadi contoh bagi lingkungannya.
Sebagai orang tua, tugas kita bukan hanya mencekoki segala ilmu pengetahuan, menjadikan anak sebagai “multi talented human”, namun harus bisa menjadikan anak sebagai karakter yang mempunya kecerdasan moral. Bagaimana caranya? Mulailah menjadi contoh yang baik. Menghargai orang lain, berempati, selalu melontarkan kata-kata positif, bisa menjadi contoh yang baik bagi generasi penerus kita.
Coba kita sekarang berkaca pada diri sendiri. Sudahkah kita memberikan contoh yang baik untuk anak? Meluangkan waktu untuknya hanya sekedar untuk berbagi dan membaca cerita bersama-sama? Sudahkan kita juga menghargai orang lain? Menghargai hasil karya orang lain? Memperhatikan segala etika dan nilai-nilai yang ada?
Mulailah dari diri kita sendiri. Niscaya kita akan bisa membuat perubahan ke arah yang lebih baik.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Copyright (c) 2010 DhyaH254_CoffeeStarlite UnderNight and Powered by Blogger.